"MEDC saat ini sedang melakukan berbagai ekspansi dan diversifikasi untuk menjadi perusahaan energi terintegrasi. Saya kira MEDC sangat berpeluang bisa menjadi pesaing utama BUMI," ujar analis PT BNI Securities, Norico Gaman saat dihubungi detikFinance, Senin (5/10/2009).
Menurut Norico, saham MEDC memang sedang berada dalam sentimen positif. Dari segi fundamental, proyeksi harga minyak di akhir tahun yang bisa mencapai US$ 78 per barel memberikan angin segar bagi kinerja perseroan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, MEDC memiliki berbagai program diversifikasi seperti panas bumi (geothermal) dan batubara. "Jadi dari segi fundamental sangat positif ke depannya," ujarnya.
Salah satu isu yang paling hangat adalah MEDC dikabarkan baru saja meraih kontrak pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas 1 juta hektar dari LG International. Kontrak proyek kayu di Merauke, Papua ini ditaksir bernilai Rp 15 triliun.
Nilai transaksi saham MEDC hingga akhir sesi I mencapai Rp 402,503 miliar. Sementara nilai transaksi BUMI hanya Rp 290,868 miliar. Saham MEDC berada di puncak paling aktif. (dro/qom)