Masa Suram Dolar AS di 2009

Masa Suram Dolar AS di 2009

- detikFinance
Jumat, 01 Jan 2010 12:22 WIB
New York - Dolar AS kehilangan kilaunya sepanjang 2009. Dolar AS mencatat posisi terendahnya atas mayoritas mata uang global di tahun 2009. Namun demikian, dolar AS masih tetap menjadi patokan utama di pasar valas.

Posisi dolar AS sebagai patokan mata uang pun sempat digugat. Sejumlah negara bahkan mulai mendiversifikasi cadangan devisanya seiring terus merosotnya nilai dolar AS.

Terhadap euro, dolar AS tercatat melemah hingga 30% atas yen, tepat satu dekade setelah mata uang tunggal diluncurkan pada 31 Desember 1999. Pada akhir perdagangan di Bursa New York, 31 Desember 2009, euro diperdagangkan di 1,4323 dolar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dolar AS juga melemah 10% atas yen, merosot 35% atas franc Swiss, dan anjlok 37% atas dolar Kanada. Dolar AS tercatat stabil atas poundsterling. Indeks Dolar AS yang merupakan perhitungan nilai dolar AS relatif atas mata uang global lainnya tercatat turun 11% dalam 10 tahun terakhir.

Nilai tukar rupiah pun termasuk yang menikmati berkah pelemahan dolar AS. Jika pada awal tahun 2009 rupiah berada di kisaran 11.000 per dolar AS, pada penutupan tahun 2009 rupiah sudah berada di level 9.400-an per dolar AS.

Transaksi yang melibatkan dolar AS juga semakin surut dalam 1 dekade terakhir. Menurut data terakhir dari Bank for International Settlements, porsi transaksi yang melibatkan dolar AS turun tipis menjadi 88% pada 2007 dibandingkan 91% pada 2001.

Negara-negara di berbagai belahan dunia juga mulai mengurangi porsi dolar AS dalam cadangan devisanya. IMF mencatat porsi aset dalam dolar AS yang dipegang pemerintah termasuk AS dan China mencapai 74,9% per 31 Desember 1999. Namun pada 30 September 2009, porsinya turun menjadi hanya 70,2%. Penurunan porsi dolar AS itu sebagian besar tertutupi oleh euro.

"Euro sudah mulai menantang status dolar AS sebagai cadangan devisa utama dunia dan dapat dikatakan bhawa dalam 10 tahun terakhir, euro telah menempuh jalan panjangnya," ujar Kathy Lien, direktur riset valas Global Forex Trading seperti dikutip dari AFP, Jumat (1/1/2010).

(qom/qom)

Hide Ads