Menurut Direktur Utama PTBA Sukrisno, peningkatan nilai proyek tersebut salah satunya didorong oleh berbagai penyesuaian, termasuk penyesuaian harga.
"Karena feasebility Study itu yang 2006 sekarang kan 2010 dan sudah mau diimplementasikan, jadi di-review kembali. Kemungkinan ada kenaikan, itu wajar," katanya usai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Breakfast Meeting di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Kamis (18/2/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek rel kereta api dengan panjang jalur sekitar 307 kilometer dan kapasitas 20 juta ton per tahun itu dibentuk 6 Agustus 2008 silam.
Ia mengatakan, saat ini pengkajian ulang itu sudah berlangsung. Pasalnya, para investor dari negeri tirai bambu tersebut sedang berada di Indonesia. Pengkajian yang dilakukan antara lain akan membicarakan kenaikan harga baja, pergerakan mata uang yuan, dan faktor lain yang mempengaruhi poin penting.
Ia mengaku, perseroan tidak merasa terganggu dengan adanya kenaikan biaya proyek tersebut. Menurut Sukrisno, saat ini perseroan memiliki cadangan kas yang cukup besar.
"Ah itu (dana) gampang, yang penting (kenaikannya) wajar atau nggak," ujarnya.
Â
Â
(ang/dro)