"Kelihatannya mereka (Danareksa) serius dan kita juga lebih mengarah ke Danareksa. Maksudnya lebih siap dana dan berminat sekali," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (12/4/2010).
Ia mengatakan, Kementerian BUMN akan mengajukan nama Danareksa kepada Menkeu Sri Mulyani untuk dimintai persetujuan terlebih dahulu. Sementara untuk PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang sebelumnya juga sempat ditawarkan untuk mencari BUMN yang berminat, Mustafa mengaku belum menerima laporannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Rajawali Corporation melalui anak usahanya Blue Valley membuka penawaran kepada pemerintah untuk membeli sisa saham SMGR yang dimiliki perseroan senilai Rp 516,929 miliar. Harga penawaran dipatok Rp 7.000 per saham.
Menurut Mustafa, tidak berarti Danareksa harus menyiapkan dana hingga sebanyak itu, tergantung jika nanti perusahaan pelat merah akan menggandeng mitra atau tidak.
"Tergantung nanti apakah akan menggandeng partner atau tidak," ujarnya.
Semula, Rajawali melalui Blue Valley memiliki 1,476 miliar (24,9%) saham SMGR, namun Rajawali yang merupakan perusahaan milik Peter Sondakh itu melepaskan 23,65% kepada investor strategis. Harga divestasi ditetapkan Rp 7.000 per saham, sehingga total nilai divestasi ini mencapai Rp 9,821 triliun.
Sebelum Rajawali menjual saham di Semen Gresik, komposisi kepemilikan sahamnya adalah pemerintah RI (51,01%), Blue Valley (24,9%), Deutsche Bank AG (3,32%), dan publik (20,88%).
(ang/dnl)











































