Demikian hasil RUPS Tahunan dan Luar Biasa yang digelar di Hotel Shangri-La Jalan Jend Sudirman Jakarta, Kamis (15/4/2010).
Pemegang saham menyetujui rencana penggabungan usaha antara perseroan dengan UOB Indonesia. Perseroan akan menjadi bank penerima penggabungan (Surviving Bank) dengan alasan, infrastruktur UOB Buana dianggap lebih baik dan lebih siap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Grup UOB juga telah menunjuk PT PricewaterhouseCoopers FAS sebagai penilai independen harga wajar UOB Indonesia dan UOB Buana. Harga saham UOB Buana ditetapkan sebesar Rp 637,47 per saham dan harga saham UOB Indonesia sebesar Rp 3.555.777,41 per saham.
"Niali harga wajar tidak berubah, tetap Rp 637,47, karena kita berdasarkan tahun buku 2009," ucap Managing Director perseroan Safrullah Hadi Saleh.
Dengan demikian, rasio konversi saham UOB Indonesia ke UOB Buana ditetapkan sebesar 5.577,94 atau setiap pemegang 1 saham UOB Indonesia akan memperoleh 5.577,94 saham UOB Buana.
Penggabungan sendiri ditargetkan akan rampung pada 30 Juni 2010 pukul 17.00. Perseroan harus menyelesaikan legal merger dan persiapkan penggabungan operasional dari 210 cabang UOB Buana dan 10 cabang UOB Indonesia yang tersebar di Indonesia.
"Kita juga sedang fokus ijin kepada regulator, Bank Indonesia dalam rangka pemenuhan ketentuam Single Presence Policy (SPP)," terang Armand.
UOB Buana yang sebelumnya terkonsentarsi pada bisnis consumer dan ritel, sedangkan UOB Indonesia lebih ke corporate banking. Dengan demikian akan terjadi sinergi yang baik, karena masing-masing akan mengisi lini bisnis yang menjadi unggulan.
"Setelah merger UOB Buana porsi bisnisnya, 30% corporate dan 70% ritel, consumer," tuturnya.
Sebelum merger ini, pemegang saham UOB Buana terdiri atas UOB International Investment Private Limited (UOBII) sebesar 98,997%, Sukanta Tanudjaja sebanyak 1% dan PSM 0,003%. Sedangkan pemegang saham UOB Indonesia adalah UOB 99% dan Sukanta Tanudjaja sebanyak 1%.
Setelah merger, daftar pemegang saham UOB Buana akan menjadi UOBII sebanyak 68,942%, UOB 30,056%, Sukanta Tanudjaja 1% dan PSM 0,002%.
Perkiraan tanggal persetujuan Bank Indonesia (BI) pada 19 Mei 2010. Tanggal efektif penggabungan diperkirakan pada 30 Juni 2010. Total biaya merger diperkirakan sebesar Rp 6,928 miliar.
Pemegang saham BBIA juga sepakat tidak membagikan dividen atas laba perseroan yang mencapai Rp 443,92 miliar pada tahun buku 2009.
"Laba bersih yang dihasilkan telah disepakati sebagai laba ditahan dan akan digunakan sebagai tambahan struktur permodalan UOB Buana," terang Armand.
Â
Â
(wep/dro)