Dampak Krisis Yunani Bersifat Sementara

Dampak Krisis Yunani Bersifat Sementara

- detikFinance
Senin, 24 Mei 2010 14:12 WIB
Jakarta - Situasi utang Yunani di sejumlah negara Eropa Selatan lainnya dinilai tidak berdampak jangka panjang seperti yang terjadi di tahun 2008. Krisis ini dinilai hanya krisis "mini" dan bersifat sementara.

"Saya rasa ini hanya sementara. Pelemahan akan beralih menjadi penguatan, bisa mencapai 2.700 pada pekan ini," jelas Pengamat Ekonomi dari Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan dalam perbincangannya dengan detikFinance di Jakarta, Senin (24/5/2010).

Menurutnya, krisis Yunani dan Eropa Selatan ini tidak akan sedahsyat krisis yang terjadi pada tahun 2008 yang dipicu oleh kejatuhan Lehman Brothers. "Ini krisis mini. Tidak setajam 2008," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fauzi mengatakan kesepakatan yang dilakukan masyarakat Eropa akan berdampak positif bagi bursa-bursa dunia, khususnya AS dan Asia. Hal ini terbukti naiknya indeks regional Asia direntan 0,07% (Hang Seng) hingga 81,12 poin (Shanghai).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan rebound dalam pekan ini, dan bergerak di level 2.700. Hal ini terjadi seiring kebijakan yang akan diambil masyarakat Eropa untuk melakukan penyelamatan krisis di Yunani dan Eropa Selatan lainnya, seperti Spayol dan Portugal.
 
Faktor pergerakan IHSG pada pekan ini, murni hanya menunggu hasil kesepakatan paket penyelamatan krisis Yunani oleh masyarakat Eropa serta Bank of Europe. Dengan Jerman sebagai pelopor, maka besar kemungkinan negara-negara lain untuk mengikuti kebijakan yang diambilnya.

"Eropa itu kuncinya di Jerman, Prancis, negara-negara Skandinavia. Bukan Eropa Selatan. Jadi kalau Jerman ikut paket naked short selling maka krisis akan tertangani," katanya.

"Jika Bank of Europe ikut, yang paling memungkinkan adalah dengan mencetak mata uang. Akibatnya, mata uang euro akan kembali melemah hingga 1,25 euro per dolar AS," imbuhnya.

 

 

(dro/qom)

Hide Ads