"Harga saham baru ditetapkan sebesar Rp 450 per saham," ujar Deputi Presiden Direktur TBLA, Sudarmo Tasmin usai RUPS di JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (25/5/2010).
Saham baru yang akan diterbitkan TBLA sebanyak 200 juta saham atau sekitar 4,58% dari total saham TBLA setelah penerbitan saham baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk keperluan ini, TBLA menunjuk sebuah perusahaan asal Singapura berinisial SL sebagai pembeli siaga. Sudarmo enggan membeberkan nama perusahaan tersebut. "Kami terikat perjanjian kerahasiaan," elaknya.
Namun ia menjelaskan, SL merupakan pihak yang menjembatani penyelesaian utang kontrak gagal serah TBLA yang terjadi di tahun 2009.
"Jadi pada saat krisis 2009, kita ada kontrak CPO yang tidak bisa di-deliver. Nilainya sekitar US$ 8 juta dengan kurs Rp 9.400/US$ atau sekitar Rp 75,2 miliar," jelas Sudarmo.
Ia melanjutkan, pada 21 Desember 2009, TBLA menandatangani perjanjian restrukturisasi yang difasilitasi oleh SL. Singkatnya, SL akan menyelesaikan utang-utang tersebut.
"Jadi saham baru sebanyak 4,58% akan diberikan kepada SL. Jadi mirip konversi utang ke saham," jelasnya.
Dari penerbitan saham baru ini, TBLA akan mendapatkan dana Rp 90 miliar, sedangkan untuk penyelesaian utang sebesar Rp 75,2 miliar, sehingga masih ada sisa dana Rp 14,8 miliar.
"Sisa dana itu akan digunakan untuk modal kerja kami seperti pembebasan lahan dan sebagainya," ujarnya.
(dro/dnl)