"Kita melihat pertumbuhan semester pertama di atas 10 persen untuk net profit," kata Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto usai RUPS di JW Marriot, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (25/6/2010).
Pada semester pertama tahun 2009 lalu, perseroan mencatat laba sebanyak Rp 1,51 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan laba mencapai 10%, maka laba bersih perseroan di semester I-2010 minimal sebesar Rp 1,66 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dwi, pertumbuhannya cukup tinggi karena pada tahun 2009 lalu kondisi pasar semen masih mencoba pulih akibat krisis ekonomi tahun sebelumnya.
Total permintaan semen nasional hingga bulan Mei mencapai 16 juta. Dari jumlah tersebut, perseroan sudah memenuhi permintaan semen sebanyak 6,9 juta.
"Biasanya kita bisa menangkap semua demand dalam negeri. Tapi karena ada dampak dari perbaikan peralatan akibat kerusakan gempa jadi berkurang," katanya.
Ia mengatakan, pertumbuhan permintaan semen terbesar di wilayah Kalimantan sebanyak 26 persen. Sementara untuk Indonesia bagian timur sebanyak 14-19 persen, Sumatera sebesar 13 persen dan Jawa sebanyak 12 persen.
Dwi menambahkan, seiring dengan rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 10 persen per 1 Juni 2010 nanti, menurutnya akan ada kenaikan biaya produksi di tubuh perseroan sebesar 1,5 persen.
"Tapi kita akan lakukan bagaimana mencari celah efisiensi sebaik mungkin untuk antisipasi kenaikan biaya itu," ujarnya.
Â
Â
(ang/dro)











































