Market Flash eTrading

Market Flash eTrading

eTrading Securities - detikFinance
Jumat, 16 Jul 2010 09:52 WIB
Jakarta - Dow Jones: Pasar saham US kembali pulih dari penurunan pada perdagangan kemarin setelah BP Plc memberikan pernyataan telah menghentikan aliran minyak ke teluk Meksiko dan rally Goldman Sachs Group Inc.Saham BP di US naik 7.6%. Goldman Sachs naik 4.4%. Indeks Standard & Poor's 500 (+0.1%) ke 1,096.48. Dow Jones Indsurtial Average (-0.07) ke 10,359.31.

Regional : Mayoritas saham-saham Asia melemah setelah menyusutnya manufaktur AS dan harga wholesale, yang mendorong kekhawatiran akan terhambatnya pemulihan ekonomi. Saham-saham teknologi melemah setelah Google Inc mencatatkan laba yang meleset dari estimasi. Hynix Semiconductor Inc dengan sekitar 24% dari penjualannya di Amerika Utara, turun 5% di Seoul. Sony Corp (-2.8%) di Tokyo, di tengah spekulasi krisis AS akan memangkas ekspor. Fanuc Ltd. (-3.2%). Nikkei (-0.6%) 9,628 KOSPI (-0.31%) 1,745 S&P/ASX 200 naik kurang dari 0.1% ke level 4,444 STI (+0.17%)

Commodity: harga minyak mentah naik di New York, siap untuk keuntungan mingguan kedua, sebagai pemulihan ekonomi dalam ekuitas di AS dalam permintaan bahan bakar. Minyak naik setelah ekuitas di AS mengalami penguatan kemarin seperti BP Plc menghentikan aliran minyak dari teluk Meksiko dan Goldman Sachs Group Inc naik setelah penyelesaian kasus gugatan penipuan terhadap pemerintah federal. Menurut laporan Departemen Energi, persediaan minyak mentah jatuh minggu lalu lebih dari yang diperkirakan. WTI Crude (+0.0%) $ 76.7/barrel Gold (+0.2%) USD 1,210/t oz CPO (+1.0%) RM 2,446/MT Coal (-0.6%) USD 97.9/MT Nickel (+0.0%) USD 19,400/MT Tin (-0.3%) USD 17,930/MT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Economic & Industrial News

Economic: Pemerintah waspadai arus keluar modal asing
Pemerintah kembali mewaspadai risiko pembalikan modal ke luar negeri menyusul derasnya aliran modal asing yang masuk ke Tanah Air melalui surat utang negara (SUN) selama Juni yang mencapai Rp17,96 triliun. Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo menuturkan membaiknya fundamental perekonomian Indonesia telah banyak menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di negeri ini. Hal tersebut bisa dilihat dari besarnya arus modal asing yang masuk ke pasar obligasi negara selama Juni, yakni Rp17,96 triliun.

Energy: Pertamina-Kuwait Bangun Kilang US$9 Miliar
PT Pertamina dan investor asal Kuwait bakal menandatangi nota kesepahaman (MoU) pembangunan kilang minyak di Balongan, Jawa Timur pada akhir Juli 2010. Proyek patungan tersebut ditaksir menelan biaya hingga US$ 8-9 miliar. Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, hari ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN telah memberikan persetujuan prinsip kepada Pertamina untuk menjalin kerjasama dengan investor Timur Tengah tersebut. Selanjutnya, perusahaan bakal menandatangani MoU dan perjanjian kerjasama kemungkinan bisa dilaksanakan dalam enam bulan mendatang.

Economic: APBNP 2010 Masih Surplus
Kementerian Keuangan mencatat, proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2010 masih surplus dan nilai surplus APBNP masih mencapai Rp 40,6 triliun. Anny Ratnawati, Wakil Menteri Keuangan mengatakan, penerimaan negara baik dari pajak maupun bukan pajak telah mencapai Rp 455,5 triliun atau 45,9% dari target APBNP 2010. Sisi lainnya, penyerapan anggaran belanja negara per 7 Juli 2010 baru mencapai sebesar Rp 415 triliun. Penyerapan belanja itu 36,8% dari alokasi anggaran dalam APBNP sebesar Rp 1.126,1 triliun.

Economic: Indonesia Akan Debt Swap dengan Proyek 4 Negara
Selain Australia, Indonesia melakukan proyek dalam rangka debt swap dengan tiga negara lainnya, yaitu Jerman, Italia, dan Amerika Serikat. Baru empat, tapi sebetulnya negara-negara yang dengan Paris Club itu bisa memberi bantuan pengurangan utang. Itu bisa karena konstituen dari negara itu.

Economic: BKPM Janjikan Tax Holiday Investasi Kilang 11 Tahun
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mengupayakan pemberian keringanan pajak (tax holiday) selama 11 tahun bagi para investor yang akan membangun kilang di Indonesia. Namun, untuk bisa mewujudkan pemberian insentif pajak selama itu, Kepala BKPM Gita Wirjawan mengaku harus berbicara terlebih dahulu dengan Menteri Keuangan (Kemenkeu) sebagai penanggung jawab anggaran. Calon investornya mengaku butuh insentif fiskal untuk meningkatkan Internal Rate of Return (IRR) yang saat ini di bawah 14,7%. Mereka meminta insentif itu diberikan selama 11 tahun seperti yang Vietnam dan Malaysia berikan untuk kilang.

Cement: Penjualan Tumbuh 11%
Realisasi penjualan semen domestik sepanjang 1H10, tumbuh 11% menjadi 19,5 juta ton, dibanding periode sama 2009 sebesar 17,571 ton. Kenaikan ditopang meningkatnya konsumsi masyarakat dan bergairahnyaa pasar properti, serta proyek infrastruktur pemerintah.

Corporate news

BACA: BI Akan Periksa Bank Capital
Bank Indonesia (BI) akan segera memeriksa PT Bank Capital Tbk (BACA) terkait kasus dana misterius milik Grup Bakrie di Bank Capital sebesar Rp 6,884 triliun yang sempat menghebohkan itu. Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan triwulan I-2010 seluruh emiten grup Bakrie alias Bakrie 7 tercatat memiliki deposito berjangka di Bank Capital sebesar Rp 9,055 triliun. Dengan posisi deposito berjangka sebesar Rp 9,055 triliun, maka seharusnya dalam laporan keuangan triwulan I-2010 Bank Capital juga tertera setidaknya ada angka deposito berjangka sebesar Rp 9,055 triliun. Belum kalau ada nasabah lainnya, jumlahnya seharusnya lebih besar dari Rp 9,055 triliun. Namun anehnya, Bank Capital hanya mencatat posisi deposito berjangka rupiah sebesar Rp 2,171 triliun dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Capital sebesar Rp 2,694 triliun. Kalau memang demikian adanya, berarti ada selisih yang 'hilang' sebesar Rp 6,884 triliun.

MIRA: Negosiasi Perpanjangan Utang US$ 654,13 Juta
PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) terus bernegosiasi dengan pihak kreditur dan berkoordinasi untuk memperpanjang jangka waktu utang US$ 654,13 juta. Pilihan lain adalah menjajaki calon investor strategis untuk mengkonversi utang menjadi saham. Menurut Direktur dan Sekretaris Perusahaan MIRA Imaculata T.M Wattimena, perseroan menargetkan dapat merampungkan rencana restruktursasi atas utang mereka US 654,13 juta pada September 2010. Tercatat jumlah utang perseroan yang belum terbayar sebayak US$ 654,159 juta. Ini terdiri dari US$ 68,17 juta kepada PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

OKAS: Bangun Pabrik Rp372 Miliar
PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) akan membangun satu pabrik ammonium nitrat dengan dana investasi US$30-40 juta, atau setara Rp279-372 miliar. Pembangunan pabrik baru bertujuan untuk menggenjot produksi dan penjualan komoditas tersebut. Ancora akan membangunnya di kawasan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, di dekat pabrik lama perseroan.

BBTN: Kredit BTN Tumbuh 30 Persen
Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Iqbal Latanro saat memaparkan kinerja perseroan triwulan II-2010, menjelaskan BTN membukukan aset Rp 60.95 triliun, tumbuh 25.14% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 48.7 triliun. Adapun posisi kredit hingga akhir Juni 2010 sebesar Rp 46.41 triliun, timbuh 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 35.81 triliun.

INDY: Indika Targetkan Laba Menjadi US$ 147 Juta
PT Indika Energy Tbk (INDY) menaikkan target laba bersih tahun ini sebesar 13% dari US$ 130 juta menjadi US$ 147 juta, seiring dengan ekspektasi hasil tambang yang diakuisisi.

BBNP: BNP Siap Rights Issue
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) tengah menjajaki penerbitan saham baru melalu penawaran umum terbatas (rights issue) yang diharapkan bisa terlaksana pada akhir tahun. Direktur Bisnis BNP Budi T Halim mengatakan rencana peningkatan modal inti tersebut akan disampaikan dalam RUPS BNP yang digelar pada September untuk memperoleh persetujuan dari pemegang saham.

Earning Watch

BBTN: Laba Bersih BTN Melonjak 97,11%
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatat laba bersih (un-audited) pada semester I-2010 sebesar Rp 390,61 miliar atau tumbuh sebesar 97,11% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2009. Laba tersebut meningkat karena ditopang oleh pertumbuhan kreditnya. BTN mencatat pertumbuhan kredit pada semester I-2010 sebesar 29,61% atau mencapai Rp 46,41 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2009 yang hanya sebesar Rp 35,81 triliun. Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro mengungkapkan jika melihat beberapa indikator kinerja keuangan per 30 Juni 2010 Bank BTN tampak sangat sehat.

(etr/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads