Regional: Bursa saham Asia melemah di hari Rabu, dimana pelemahan di Sydney diarahkan oleh saham-saham keuangan, sementara bursa Jepang terpukul oleh penguatan yen serta buruknya data order mesin. Honda Motor (-2.2%) dan Canon (-2.0%), Fanuc (-2.0%) dan Komatsu (-1.8%). Di Sydney, Commonwealth Bank of Australia (-2.4%). BHP Billiton (-1.4%) dan Rio Tinto (-2.0%). Nikkei (-2.4%) 9323, S&P/ASX 200 (-1.3%) 4481, Kospi (-0.7%) 1768, STI (-0.5%) 2969.
Commodity: Harga minyak mentah mengalami sedikit perubahan mendekati level terendah dalam 7 hari setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan produktivitas para pekerja AS turun selama quartal ke-2, suatu tanda bahwa perekonomian sedang berjuang untuk dapat kembali pulih. Minyak turun 1.5% kemarin sehubungan dengan pernyataan dari Departement Tenaga Kerja yang bahwa AS kehilangan momentum pemulihan ekonomi dari resesi pada tahun ke-2 ini. Penurunan minyak mentah dapat tertahan setelah pembuat kebijakan Federal Reserve mengumumkan percobaan pertama mereka untuk menopang pertumbuhan sejak Maret 2009. Pasokan bensin naik pada minggu lalu, menurut Institut Petroloeum Amerika.Β WTI Crude (+0.0%) $ 80.3/barrel, Gold 100 (-0.1%) USD 1,203/t oz, CPO (+2.8%) RM 2,797/MT, Nickel (-2.6%) USD 22,200/MT, Tin (-3.3%) USD 20,600/MT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Economic: RI Dibanjiri Dana Asing, Pemerintah Tak Khawatir Bubble
Pemerintah tidak merasa khawatir terhadap derasnya aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan dalam negeri. Selama ekonomi moneter dan fiskal stabil, gelembung ekonomi (bubble) tak akan terjadi. Sebagai informasi, jumlah kepemilikan asing dalam SUN per 5 Agustus 2010 berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, mencapai Rp 177,27 triliun. Agus Marto berharap, baik pemerintah maupun masyarakat tidak melakukan aksi yang dapat memicu perginya investor asing ke luar Indonesia.
Economic: Utang RI Rp 1.625,63 triliun Masih Rendah Dibanding Negara Lain
Jumlah utang pemerintah Indonesia yang tercatat sampai Juli 2010 mencapai Rp 1.625,63 triliun dinilai masih sangat rendah dibandingkan dengan negara berkembang lain. Karena jika dibandingkan dengan negara berkembang lain pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat baik, sehingga mengakibatkan rasio utang per PDB masih sangat rendah.
Economic: Pemerintah Yakin Bisa Bayar Utang 2011
Pemerintah berkeyakinan akan dapat membayar utang jatuh tempo 2011 meskipun jumlahnya meningkat cukup besar, Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo. "Kalau misalnya bagian utang jatuh tempo 2011 akan cukup besar, akan disurvey dan dipenuhi kewajiban kita dengan baik," ujarnya di Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jakarta, Selasa. Ia menyebutkan, selama ini Indonesia tidak pernah ada moratorium utang. "Kenaikan utang terjadi tetapi akan dijaga bahwa penerimaan pajak dan non-pajak akan dioptimalkan, sehingga anggaran kita lebih sehat," katanya. Berdasar laporan Ditjen Pengelolaan Utang, utang jatuh tempo pada 2010 mencapai Rp36 triliun terdiri dari surat berharga negara (SBN) Rp15 triliun dan pinjaman luar negeri Rp21 triliun. Pada 2011 akan meningkat menjadi Rp110 triliun terdiri dari SBN Rp65 triliun dan pinjaman luar negeri Rp45 triliun.
Economic: Menkeu: Penguatan Nilai Tukar Rupiah Sementara
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah beberapa waktu terakhir bersifat sementara. "Justru pemerintah melihat bahwa rupiah itu akan dan ada di kisaran di atas 9.000 untuk `full year`. Jadi kalau ini semua ada penguatan sifatnya lebih sementara," kata Agus seusai Sidang Kabinet Paripurna di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa. Ia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik di kuartal dua 2010 meningkatkan kepercayaan terhadap Indonesia sehingga uang masuk ke Indonesia dan nilai tukar rupiah menguat. "Tapi kita juga tahu bahwa yang kita utamakan adalah mempertahankan momentum. Kemarin isu penyerapan anggaran yang belum terlalu cepat kita sudah upayakan untuk dipercepat," katanya. Menkeu menambahkan bahwa pemerintah pusat dan daerah juga telah melakukan koordinasi terkait keselarasan pengelolaan anggaran. "Investasi dapat ditingkatkan. Itu adalah upaya yang dilakukan pemerintah dan tentu responnya menjadi lebih banyak dana masuk ke Indonesia karena percaya pada Indonesia," katanya. Namun, ia mengatakan bahwa dana yang masuk tersebut diharapkan dapat menjadi dana yang lebih permanen dalam bentuk investasi riil. Sebelumnya ia mengakui jika apresiasi nilai tukar rupiah yang terlalu kuat menyebabkan Indonesia tidak kompetitif.
Banking: RI Harus Punya Mata Uang Baru Saat Redenominasi
Bank Indonesia (BI) harus menerbitkan mata uang baru selain rupiah jika kebijakan redenominasi dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kebingungan di masyarakat, hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Ekonomi Raden Pardede. Menurutnya, mata uang baru digunakan agar masyarakat lebih mudah memahami dan beradaptasi terhadap kebijakan redenominasi tersebut. Selain itu juga, agar tidak terjadi dispute. Ia menegaskan, proses redenominasi harus direncanakan dalam waktu yang lama. Karena menurutnya, jika wacana redenominasi dilontarkan secara tiba-tiba oleh seorang Gubernur BI seperti saat ini, akan membuat pasar bergejolak. (Detik/nlt)
Banking: Kebijakan LDR dinilai belum diperlukan
Kebijakan insentif loan to deposite rate (LDR) yang dikaitkan dengan giro wajib minimum (GWM) yang akan diterbitkan Bank Indonesia (BI) berisiko meningkatkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) di perbankan. Fauzi Ichsan, ekonom Standard Charter Bank,mengatakan kebijakan insentif LDR yang dikaitkan dengan GWM tersebut belum dibutuhkan saat ini. Menurut dia, BI harus mempertimbangkan dampak meningkatnya NPL apabila bank memaksakan diri untuk menyalurkan kredit kepada nasabah guna memenuhi kebijakan bank sentral.
US: Pertahankan Bunga Rendah, The Fed Janjikan Stimulus Tambahan
Bank Sentral AS (Federal Reserve) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga ekstra rendah di kisaran 0-0,25%. The Fed juga menjanjikan stimulus tambahan guna mendongkrak perekonomian AS karena proses pemulihannya yang lambat. Demikian kesimpulan dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dipimpin Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke seperti dikutip dari AFP, Rabu (11/8/2010). The Fed sudeh menetapkan suku bunga ekstra rendah di kisaran 0% hingga 0,25 % sejak Desember 2008 demi menggerakkan perekonomiannya yang sempat terjungkal ke jurang resesi. Namun data-data perekonomian terbaru justru menunjukkan proses pemulihan ekonomi AS tidak berjalan secepat yang diharapkan.
China: Neraca Perdagangan Surplus USD28,7 Miliar
Neraca perdagangan China surplus pada Juli Melonjak menjadi USD28,7 miliar seiring keberhasilan Negeri Panda membukukan rekor tertinggi ekspor sebesar USD145,52 miliar. Kinerja ekspor China ini merupakan surplus tertinggi sejak bulan Januari 2009. Semakin cemerlangnya kinerja surplus perdangan ini akan membuat tekanan terhadap China untuk mengapresiasi yuan semakin tinggi. Bea dan Cukai China mengumumkan, surplus Juli melonjak sekira USD8,5 miliar dibandingkan Juni yang tercatat USD20,02 miliar. Kinerja Juli juga diatas ramalan analis yang sebelumnya mengestimasi surplus hanya USD19,6 miliar.
Corporate news
BBNI: Divestasi green shoe lampaui target
Kementerian BUMN memprediksi divestasi 473,89 juta saham opsi penjatahan lebih (green shoe) PT Bank Negara Indonesia Tbk melampui target yang semula ditetapkan pada level Rp1,23 triliun. Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengungkapkan dengan perkembangan harga saham BNI yang bergerak di kisaran Rp3.000 membuat divestasi tersebut bisa meraup dana di kisaran Rp1,42 triliun.
BUMI: IPO Bumi Mineral Belum Disetujui
Otoritas bursa masih belum menyetujui rencana pelepasan saham publik (IPO) perusahaan tambang PT Bumi Resources Mineral. Direktur Penilaian Perusahaan PT BEI Eddy Sugito menyatakan proses IPO anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tersebut masih dalam proses evaluasi karena ada sejumlah persyaratan yang harus dilengkapi.
ANTM: Kuasai 80% Saham di Chemical Grade Alumina
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menambah porsi 15% saham di PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, dengan nilai US$ 525.000. Dengan demikian maka ANTM semakin menegaskan sebagai pemilik saham mayoritas dengan porsi 80%, atau setara dengan US$ 2,8 juta. ANTM sebelumnya memiliki porsi saham 65% di PT ICA dengan modal yang ditempatkan dan disetor penuh mencapai US$ 2,275 juta, dan jumlah saham 2.275 lembar. Usai pengambilan porsi saham yang dimiliki pemegang saham lain, Marubeni Corporation 525 lembar saham atau setara dengan US$ 525 ribu, maka ANTM memiliki saham 2.800 lembar dengan nilai mencapai US$ 2,8 juta.
PGAS: Raup Laba Bersih Rp 3,2 Triliun
Distributor gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) diperkirakan membukukan laba bersih Rp 3,2 triliun sepanjang 1H10, naik tipis 3,22% dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,1 triliun. Angka laba bersih tersebut didasarkan pada dokumen keuangan PGN yang diperoleh pada pekan lalu. Dan perseroan diperkirakan baru akan mempublikasikan laporan keuangan pada pekan depan.
SMAR: Sinarmas Agro Siapkan Belanja Modal Rp 1 Triliun
PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) menganggarkan dana belanja modal pada 2H10 sekitar Rp 1 triliun yang sebagian besar akan digunakan untuk menanami kebun perseroan. Penambahan modal itu akan dianggarkan dari kas internal dan sebagian kecil akan dicari dari pinjaman bank. Pada paruh kedua tahun ini, perseroan berencana menambah lahan perkebunan sebesar 3.500 hektar sehingga total hingga akhir tahun mencapai seluas 4.500 hektar.
BBCA: Siapkan Dana Rp 10 T Jelang Ramadan dan Lebaran
Bank swasta beraset terbesar di tanah air yakni Bank BCA sudah menyiapkan ketersediaan dana tunai sebesar Rp 10 triliun untuk memenuhi kebutuhan nasabah-nasabahnya menghadapi dua momen besar tersebut. Tahun lalu BCA hanya menyediakan dana tunai sekitar Rp 6 triliun sampai Rp 8 triliun saja. Kenaikan dana yang disediakan untuk tahun ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dana tunai nasabah.
SIPD: Investasi Rp1,36 Triliun
PT Sierad Produce Tbk (SIPD) akan membangun 34 peternakan komersial (commercial farm/CF) untuk budidaya ayam pedaging dan petelur dalam 2-3 tahun ke depan. Total nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp1,36 triliun, dengan asumsi investasi setiap CF mencapai Rp40 miliar. Pada tahap awal, pihaknya akan membangun 5-10 CF tahun ini, karena rencana itu akan dilakukan bertahap.
BIPI: Benakat Ajukan Promissory Notes
PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) mengajukan opsi perpanjangan utang dalam bentuk surat sanggup (promissory notes) kepada induk usahanya, PT Indotambang Perkasa atas pinjaman senilai Rp 894,3 miliar yang akan jatuh tempo pada 12 September. Opsi itu dipilih karena hingga kini perseroan belum mendapatkan dana untuk refinancing utang yang jatuh tempo itu. Dana tersebut sebelumnya dipakai oleh Benakat untuk mengakuisisi 37,15% saham PT Elnusa Tbk dari PT Tridaya Esta.
BRPT: Jual 19 Juta Saham Gozco
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) telah menjual 19 juta (0,38%) saham di PT Gozco Plantations (GZCO) pada harga Rp395 per saham Jumat (6/8) pekan lalu. Total nilai transaksinya mencapai Rp7,5 miliar. Dengan penjualan tersebut, pihaknya masih menyisakan kepemilikan 541,5 juta saham (10,83%) GZCO, yang disimpan oleh broker PT Harita Kencana Securities.
ASRI: Alam Sutera Genjot Laba
PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) optimistis mampu mengejar target pendapatan Rp 800 miliar dengan laba akhir tahun Rp 240 miliar, meskipun penjualan 2H diperkirakan terhambat masa liburan. Manajemen Alam Sutera melalui Direktur Joseph Sanusi Tjong dan Lilia S. Sukotjo dalam keterbukaan informasi kemarin menyampaikan pendapatan tahun lalu yang diakui sekitar Rp 400 miliar.
BBRI: Siapkan Dana Tunai Rp28,3 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyiapkan dana tunai Rp28,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan nasabah pada bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri tahun ini. Total kebutuhan dana itu diperkirakan naik 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
IPO: Newmont Akan IPO US$800 Juta
PT Newmont Nusa Tenggara menargetkan perolehan dana US$800 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dari IPO saja. Perseroan siap melepas 1,13 miliar saham atau sekitar 6-10% pada harga Rp6.385 per unit. Perseroan juga bakal meminta persetujuan pemegang saham untuk mengonversi nilai nominal masing-masing saham penyertaan dari Rp165 ribu menjadi Rp100. Hal ini akan membagi setiap satu saham menjadi 1.650 saham.
IPO: Agung Podomoro Targetkan Dana IPO US$200 Juta
Agung Podomoro Group (APG) menargetkan perolehan dana US$200 juta atau sekitar Rp1,8 triliun dari hasil IPO saham tahun ini. Perseroan telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi (lead underwriter). Perusahaan properti tersebut membidik perolehan dana hingga US$200 juta.
Earning Watch
AISA: Laba Bersih Naik 25.3% Pada 1H10
(etr/ang)