"Rights issue Mandiri, 13 Desember. Kita pakai buku (laporan keuangan) Juli," terang Direktur Utama BMRI, Zulkifli Zaini di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta, Rabu (18/8/2010) malam.
Ia menambahkan, saham baru yang dilepas sekitar 11,3% dari total modal yang ditempatkan perseroan, atau setara dengan 2,4 miliar saham baru. Perseroan mengacu pada harga saham Rp 6.000. Dengan demikian total rights issue mencapai Rp 13-14 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perseroan pun sudah memaparkan rencananya ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan diharapkan restu sudah diberikan pada September 2010. "Sebelum DPR reses kita kan sudah RDP. Usai mereka masuk 16 Agustus 2010, September bisa selesai," ungkap Zulkifli.
Pasca rights issue di akhir tahun ini, porsi kepemilikan pemerintah akan terdilusi sekitar 6,7%, dari 66,7% menjadi 60% dan publik sebesar 40%, dari saat ini sebesar 33%.
"Otomatis akan terdilusi. Pemerintah jadi 60%, publik 40%. CAR kita juga terjaga jadi 13% dalam lima tahun ke depan," tuturnya.
Chief Financial Officer BMRI, Pahala N.Mansury di tempat yang sama juga memastikan, salah satu penjamin emisi atas rights issue perseroan merupakan asal luar negeri. Pasalnya dengan nilai penerbitan saham yang besar, dibutuhkan mitra luar negeri yang dapat menjajakan efek terbaru mereka.
"Dengan 2,4 miliar saham kan, market cap (kapitalisasi pasar) sudah Rp 120 triliun. Untuk itu kita cari investor asing dari underwritter asing. Kita belum pastikan berapa banyak. Tapi salah satunya satu. Bookrunner juga belum, karena teknis sekali," papar Pahala.
(wep/dnl)