PTBA Kesulitan Penuhi Pasokan Batubara ke Sasol

PTBA Kesulitan Penuhi Pasokan Batubara ke Sasol

- detikFinance
Rabu, 15 Sep 2010 16:24 WIB
Jakarta - PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) mengaku sulit untuk memenuhi pasokan batubara yang diminta South African Synthetic Oil Ltd (Sasol), sebesar 2 miliar ton. Pasalnya hasil produksi PTBA hanya 1,6 miliar ton dan ini pun telah dialokasikan ke beberapa pembeli dalam bentuk komitmen pasokan.

"Sasol kan perlu 2 miliar ton. Mineable kita hanya 1,6 miliar ton. Bagaimana untuk memenuhinya, itu yang akan kami bicarakan dengan BKPM," ungkap Direktur Utama PTBA, Sukrisnodi kantor BKPM, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (15/9/2010).

Dari hasil 1,6 miliar ton yang kini berhasil diproduksi perseroan, telah ada tiga perusahaan yang sudah pasti akan menyerap. Di antaranya, PT Adani 700 juta ton, PT Transpacific Railway Infrastructure 500 juta ton, serta PT Kereta Api Indonesia (Persero), 400 juta ton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka dari itu, PTBA tengah mengusulkan membentuk perusahaan gabungan (konsorsium) untuk penuhi batubara ke perusahaan asal Afrika Selatan ini. Opsi lain yang dapat dipilih yaitu dengan mencari cadangan baru dalam bentuk akusisi.

Namun dari dua Kuasa Pertambangan (KP) yang tengah diincar PTBA, diakui Sukrisno, tidak ada yang memiliki cadangan yang besar, hingga 1 miliar ton.

"Kan ada beberapa KP, tapi kan tidak mudah. Dari yang sedang diincar saja, jumlahnya tidak ada yang 1 miliar (ton). Paling hanya dalam jutaan. Nanti dalam pembicaraan akan berkembang," paparnya.

Seperti diketahui Sasol memang tengah seriusi untuk berinvestasi di Indonesia. Nilai investasinya pun tergolong besar, US$ 2 miliar dan akan menjadi investasi terbesar di Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wiryawan pun menyebut, investasi perusahaan asal Afrika Selatan masih belum dipastikan. Apalagi pasokan batubara yang diminta Sasol, belum dapat terpenuhi.

"Belum pasti Sasol masuk. Kan September awal, masih ada sampai akhir tahun. Nanti akan sudah jelas mereka mau mengembangkan di mana," imbuh Gita.
(wep/dnl)

Hide Ads