Menurut Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Bank Mandiri yang sempat meminta agar rights issue-nya didahulukan terpaksa mundur ke tahun 2011.
"Kita sudah sepakat untuk BNI mendapat kesempatan pertama. Bank Mandiri harus ikhlas dilakukan tahun depan," katanya di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (30/9/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mustafa, alasan BNI dilakukan terlebih dahulu karena faktor kebutuhan modal yang mendesak, selain itu BNI dinilai yang paling siap untuk melakukan aksi korporasi tersebut.
Agar rights issue BNI bisa dilakukan tahun ini, Kementerian BUMN meminta BNI bisa menyelesaikan laporan keuangan audit triwulan III-2010 maksimal pada tanggal 15 Oktober 2010. Jika tidak bisa terpenuhi, maka ditakutkan rights issue itu bisa mundur lagi ke tahun depan.
"Kita berharap golden time ini dapat membantu kedua bank itu maju dengan pendulangan modal yang maksimal," jelasnya.
Pemerintah juga telah menetapkan porsi asing dan lokal dalam rights issue dua bank pelat merah itu. Sebanyak 55 persen untuk investor lokal, sementara sisanya untuk investor asing.
Mengenai jatah Management Employee Stock Option (MSOP) yang juga akan diterbitkan oleh BNI, menurut Mustafa, saham itu masih akan dibahas dan beum final.
Sebelumnya, Komisi VI dan XI DPR telah menyetujui pelaksanaan rights issue BNI dan Bank Mandiri. DPR menyerahkan pelaksanaan aksi korporasi tersebut kepada pemerintah sebagai pemegang saham.
DPR juga meminta pemerintah tidak boleh kehilangan porsi saham sebanyak 60 persen di dua bank pelat merah itu pasca rights issue.
Â
Â
(ang/dro)











































