Market Flash eTrading

Market Flash eTrading

eTrading Securities - detikFinance
Rabu, 10 Nov 2010 09:23 WIB
Jakarta - Indeks Dow Jones kemarin (9/10) ditutup melemah 60 point (-0.53%) ke level 11,346.75 dikarenakan masih derasnya aksi profit taking para investor akan saham–saham sektor komoditas dan perbankan menghapus kenaikan pada saham–saham sektor energi. Sementara di Indonesia, pada perdagangan hari Selasa IHSG ditutup menguat 38 point (+1.03%) di level 3,737.48 dan pada hari Selasa (9/11) yang menjadi driver utama IHSG adalah saham – saham komoditas, dan asing tercatat masih melakukan net buy sebesar Rp 174 milliar, pada hari Rabu (10/11) IHSG berada di kisaran 3,700 – 3,780 dengan saham yang dapat diperhatikan antara lain BRAU, SMGR, INTP.

Economic & Strategy

Economic: OECD: 6 Negara di ASEAN Lepas dari Krisis Global
Enam negara besar di kawasan ASEAN dinyatakan telah keluar dari krisis ekonomi global dengan rata -rata pertumbuhan yang diharapkan sebesar 7,3 persen tahun ini dan enam persen hingga lima tahun mendatang. Lebih lanjut, Organisation for Cooperati on and Development (OECD) mengungkapkan bila di 2010 outlook ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara diprediksi bakal lebih stabil dibandingkan sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Comment: Kami melihat bahwa hal ini merupakan fakto r yang mendukung masuknya dana investasi asing ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Diharapkan pada periode mendatang negara-negara ASEAN dapat mempertahankan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Dalam mencapai target pertu mbuhan ekonomi tersebut, peningkatan volume ekspor dapat menjadi salah satu strategi selain peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur yang bermuara pada efisiensi biaya produksi. Kedua hal itu hendaknya didukung pula oleh kebijakan fiskal dari pemerintah negara -negara ASEAN.

Commodity: Emas Tembus USD 1,412 /Ounce
Nilai tukar euro kembali melanjutkan pelemahannya atas dolar Amerika Serikat (AS) akibat kekhawatiran atas utang di Zona Euro. Sebaliknya, emas malah terus menguat. Emas tampak kembali memecahkan rekor di atas USD1.400 per ounce karena investor mencari safe havens dalam menghadapi sejumlah ketidakpastian, termasuk masalah utang euro -area dan KTT G20 minggu ini para pemimpin. Euro telah turun tiga persen terhadap dolar dari posisinya pada pekan lalu. Sementara terhadap yen, euro telah merosot ke level terendah dalam satu minggu terakhir, meskipun pelemahan tersebut diperkirakan hanya akan terbatas. Harga emas kembali mencetak rekor tertingginya ke USD1.412,75 selama sembilan tahun terakhirnya. Sementara harga perak di pasar spot berada di posis tertinggi dalam 30 tahun menjadi USD28 per ounce, meskipun pergerakan dolar membebani pasar komoditas yang lebih luas. Sementara kurs dolar menarik minyak mentah AS turun 38 sen menjadi USD86,68 per barel setelah enam sesi berturut-turut naik.
 
Comment: Kenaikan harga emas mengidikasikan bahwa aliran dana beralih ke tempat aman atau save heaven yakni emas. Apalagi tindakan terakhir the fed yakni quantitave easing telah memompa likuiditas ke pasar. Likuditas yang berlebih ini juga masuk ke Indonesia yang membuat baik indeks saham maupun cadangan devisa Indonesia memecahkan rekor tertinggi. Menurut kami dalam jangka pendek dana ‘hot money’ yang masuk Indonesia masih akan stay, dan belum ada indikasi pembalikan arah.

Economic: Arus Modal di Sektor Properti Perlu Dicegah
Derasnya arus modal asing yang masuk ke Indonesia perlu dikendalikan agar tidak masuk ke sektor properti yang bisa mengakibatkan
gelembung (bubble) ekonomi.

Comment: Menurut data yang terakhir dari Bank Indonesia , Foreign Direct Investment (FDI) pada Q2, 2010 (USD 109 juta) di sector property/ Real Estate melonjaka tinggi dibanding Q1, 2010, (USD -7 juta). Lonjakan tersebut sangat besar sekali, yaitu dari negative (outflow) menjadi inflow yang sangat melonjak sekitar 1400%, hal ini sangatlah terlihat dari pembangunan di sector property yang makin ramai dilakuakan oleh developer/kontraktor yang memanfaatkan keadaan yang cukup kondusif untuk sector tersebut, seperti SBI yang relative masih sangat rendah, harga komoditas yang masih cukup rendah (post-creisis 2007-2008) dan inflasi yang juga masih sangat rendah kienaikannya. Issue asset bubble tersebut akan memberikan dampak untuk emiten -emiten di sector tersebut seperti ELTY, BSDE, ASRI, CTRP, SMRA.

Agri: Sertifikasi sawit akan berlaku pertengahan 2011
Untuk semakin memperkokoh posisi Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, pemerintah terus mengampanyekan sistem pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan. Kementerian Pertanian melalui Direktur Budidaya Tanaman Tahunan, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Mukti Sadjono Mukti berupaya untuk mulai mensosialisasikan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang akan diberlakukan mulai pertengahan 2011. Menurut Mukti, perkebunan kelapa sawit saat ini seluas 7,5 juta hektare. Sekitar 3,1 juta hektare merupakan perkebunan rakyat kelapa sawit yang dikelola oleh para petani kecil. (Konta n/fa)

Comment: Sertifkasi ini diharapkan dapat membantu perkembangan industri kelapa sawit untuk ke depannya dimana bebera pa waktu belakangan ini industry kelapa sawit Indonesia sempat menerima sen timent negatif yang diakibatkan oleh adanya pertentangan dari perusahaan dan aktivis dari luar negeri. Harga kelapa sawit berdasarkan harga Rotterdam ditutup kemarin pada level US$ 1,155/MT atau telah mengalami kenaikan sebesar 38 % year-to-date dimana harga rata-rata untuk tahun 2010 berada di level US$ 841/MT yang diakibatkan oleh cuaca buruk sehingga mengganggu produksi pohon kelapa sawit.

News & Analysis

BDMN: Danamon Terbitkan Obligasi Rp 2 Triliun

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun dengan tingkat suku bunga tetap dan berjangka waktu 3 dan 5 tahun. Dananya akan digunakan untuk pendanaan kredit UKM. Obligasi akan diterbitkan dalam dua seri yaitu 3 tahun dan 5 tahun dengan total nilai Rp 2 triliun. Obligasi ini memperoleh peringkat idAA+ (Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Comment: Rencana penerbitan obligasi ini dikatakan perusahaan untuk meningkatkan pendanaan kredit UKM , dimana hingga saat ini kredit retail perbankan menyumbangkan 75% dari total pendapatan bank. Dan sebagian besar disumbangkan melalui anak usahanya yaitu Adira Finance. Apabila berjalan lancar, maka perusahaan akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 2 T yang dapat digunakan untuk menambah jumlah kredit, hal ini tentu saja akan menambah jumlah LDR (Loan to Deposit) bank yang saat ini sudah di angka 110%. Perusahaan sebaiknya berusaha menjaga jumlah LDR ini agar sesuai dengan peraturan BI supaya terhindar dari sanksi. Namun secara garis besar, peningkatan jumlah kredit ini tentu akan mena mbah jumlah interest income perbankan dan tentu saja akan berdampak positif terhadap profit perusahaan. Berdasarkan konsensus analis, 9 merekomendasikan Buy, 14 merekomendasikan Hold, 4 merekomendasikan Sell. Target harga rata–rata consensus adalah Rp 6,604 per lembar.
                                                                     
NISP: Merger, OCBC NISP Targetkan Kredit Tumbuh 30%
Pasca merger PT Bank OCBC NISP Tbk dengan PT Bank OCBC Indonesia OCBC NISP menargetkan kredit pada tahun 2011 akan tumbuh sampai 30%. Hal ini didukung dari performa OCBC Indonesia yang fokus di kredit korporat dimana kita optmisitis kredit bisa mencapai 25%-30%. Sedangkan untuk kredit konsumer pertumbuhannya akan mencapai 40%.

Comment: kami menilai target perusahaan ini cukup realistis, mengingat segmentasi yang berbeda dari OCBC NISP dan OCBC Indonesia. OCBC NISP lebih banyak sektor retail sementara OCBC Indonesia lebih banyak sektor coporate. Secara perfo rma saham, merger ini akan membuat kepemilikan saham public terdilusi menjadi 14%. Hal ini tentu saja menyebabkan jumlah saham yang beredar di masyarakat tidak terlalu banyak, sehinga pergerakan harga sahamnya pun tidak terlalu aktif. Hingga saat ini belum ada analis yang meng-cover emiten ini.

(etr/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads