Demikian disampaikan Direktur Keuangan ANTM Djaja Tambunan usai paparan publik Investor Summit dan Public Expose 2010 di Hotel Ritz Calton, Jakarta Kamis (11/11/2010).
"Kita akan mulai first quarter. Nantinya ini akan ditenderkan, dan kemungkinan besar akan kami pilih satu (investor)," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Direktur Utama ANTM Alwinsyah Lubis, mundurnya calon investor lama karena mereka menawarkan harga listrik yang sama dengan yang ditawarkan dari PLN. Kala itu Nava Bharat menawarkan harga listrik 14 sen per KwH.
"Mereka menawarkan harga jual listrik sangat mahal. Jadi batal," tambah Alwin.
Terkait dengan rencana pendanaan eksternal yang diusahakan, perseroan masih belum juga menentukan apakah obligasi atau pinjaman perbankan yang didahulukan.
"Pinjaman kita sampai hari ini US$ 25 juta, tentu kalau ga ada debt ga sehat juga. Konsep pendanaan nantinya bilateral sindikasi. Kita harus benar-benar firm, dan menerapkan prinsip kehati-hatian. Obligasi belum kami putuskan," paparnya.
Selain proyek Polama, perseroan memang tengah mengerjakan proyek Chemical Grade alumina Tayan US$ 450 juta, proyek Feni Halmahera US$ 1,4 miliar, proyek Smelter Grade Alumina Mempawah US$ 1 miliar, dan proyek NPI Mandiodo US$ 140 juta.
Dalam menggarap Chemical Grade Alumina, perseroan akan menggandeng 2 perusahaan asal Jepang yakni Showa Denku dan Marubeni Corp. Dalam kerjasama itu, Antam menjadi pemilik mayoritas saham sebesar 65% dan sisanya dimiliki kedua perusahaan itu.
(wep/ang)