News & Analysis
PTBA: Targetkan Produksi 250 Ribu Ton Batubara dari Pranap
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana menambah produksi batu bara di lokasi baru, yaitu Pranap Provinsi Riau. Untuk produksi awal, perseroan menargetkan 250 ribu ton per tahun, dari total cadangan di tempat tersebut 370 juta ton. perkiraan produksi 2012. Total area mencapai 230 ha, demikian dikatakan sukriso , presdir perseroan. PTBA sedang membidik satu tambang baru, dan kini masuk dalam proses penawaran. Satu tambang ini, di luar dua tambang yang sudah memasuki tahap due dilligence.. Targetnya cari kalori up to 5.000 kal. Target secepatnya. Lokasi seluruhnya ada di Kalimantan," papar Sukrisno. Sementara terkait penambahan pasokan batubara ke PT PLN (Persero), perseroan mengaku belum menuntaskan deal -nya. Namun penambahan akan dilakukan secara bertahap mulai tahun depan. Lama kontrak baru tersebut selama 20 tahun. Perseroan juga mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun depan hingga Rp 1,5 triliun pada tahun 2011., 80% dari dana tersebut akan digunakan untuk sejumlah proyek yang sudah mulai jalan seperti proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Banjar Sari (2x100 MW), dan proyek pembangunan jalur kereta api sepanjang 308 km yang dikerjakan oleh anak usaha PTBA, Bukit Asam Trans Pacific Railway., pendanaan untuk belanja modal tersebut seluruhnya akan berasal dari kas perseroan yang saat ini sudah mencapai Rp 4,8 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BBKP: Cetak Kenaikan Laba 21,16% Menjadi Rp 335,9 Miliar
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) membukukan laba bersih sebesar Rp 335,943 di triwulan III-2010. Angka ini naik 21,16% jika dibandingkan perolehan laba tahun sebelumnya pada periode yang sama Rp 277,261. Seperti dikutip dari laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Jakarta, Kamis (11/11/2010), dengan kenaikan laba bersih tersebut maka laba bersih per saham dasar naik menjadi Rp 55,18 per lembar, dari sebelumnya Rp 44,03 per lembar saham di triwulan III-2009. Naiknya laba bersih emiten berkode BBKP itu disumbang atas naiknya pendapatan bunga bersih perseroan menjadi Rp 1,243 triliun pada periode sembilan bulan pertama 2010 ini. Kenaikannya setara 27,54% dari tahun sebelumnya Rp 974,534 triliun. Perseroan juga mencatat posisi kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net atau kredit macet yang naik tipis dari tahun lalu 2,69% menjadi 2,84%. Total aset perseroan tercatat Rp 41,55 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 35,69 triliun.
Comment: Performa perusahaan hingga Q3 ini memang terbilang cukup baik terbukti dengan naiknya laba perusahaan sebesar 21,16%. Memang secara keselurahan industri perbankan, tahun ini merupakan tahun yang baik dimana banyak terjadi capital inflow yang cukup besar disertai dengan stabilnya perekonomian serta naiknya indeks kepercayaan konsumen sehingga masyarakat menjadi lebih sering melakukan transaksi keuangan. Khusus untuk Bank Bukopin dimana mayoritas sumber pendapatan bank ini disokong oleh sektor ko moditas, naik turunnya harga komoditas akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dengan kenaikan laba ini diharapkan perusahaan dapat menambah jumlah kredit yang disalurkan sehingga dapat meningkatkan jumlah LDR yang saat ini berada pada level 72% menjadi minimum 78% seusai dengan peraturan LDR-GW M dari Bank Indonesia.
LPKR: Bidik Laba Rp 524 Miliar
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menargetkan perolehan laba bersih sebesar Rp 524 miliar di akhir 2010. Perolehan laba akan ditopang oleh penjualan aset-aset rumah sakit kepada First REIT. First REIT yang dikelola LPKR dan telah mengakuisisi 2 aset rumah sakit di Indonesi a senilai SGD 205,5 juta atau Rp 1,43 triliun di akhir 2010. LPKR akan menjual properti yang ditempati oleh Siloam Hospitals Lippo Cikarang dalam bentuk perjanjian sale and lease back dengan First REIT. Selain itu, LPKR juga tengah melakukan transformasi untuk meningkatkan aset dari saat ini US$ 3 miliar menjadi US$ 8 miliar dalam 5 tahun. Perseroan juga akan melakukan globalisasi investor dan pemegang saham.
Comment: Dengan laba bersih yang sudah terealisasi sa mpai saat ini (per September 2010) sebesar Rp. 349 miliar atau 67% dari targ et yang disampaikan, maka target dari LPKR ini cukup realistis dan melihat perbandingan kinerja Q3 ,2009 yang laba bersihnya sebesar Rp. 308 miliar, maka peningkatan dari period sebelumya adalah sebesar 13.3%. Dari paparan management di βInvesto r Summitβ kemarin (Ka mis,11/11) transformasi yang dimaksund adalah peningkatan value dari asset-asset LPKR, khususnya di sector βMedicalβ/Rumah Sakit, yang mrnargetkan pertu mbuhan 5 (lima) tahun kedepannya menjadi 25 unit Rumah Sakit yang tersebar di selu ruh Indonesia. Survey dari Bloomberg menunjukkan beberapa rekomendasi yang diberikan oleh beberapa analis, yaitu; Buys:5 Holds:1 Sell:0, dengan TP Rp. 840
KLBF: PT Kalbe Farma Tbk
Pada Investor Summit & Capital Market Expo 2010, KLBF memaparkan company profile, core business unit-nya, strategi bisnis dan kinerja keuangannya. Dengan kepemilikan saham oleh publik sebesar 44.6% KLBF tetap menjalankan core business -nya pada produk-produk obat resep, produk kesehatan, nutrisi, dan distribusi & logistik. Didukung dengan pola pembelanjaan kesehatan Indonesia, regulasi pemerintah, peluncuran produk baru dan strategi pemasaran melalui komunitas kesehatan, KLBF pada kuartal ketiga 2010 berhasil mencapai penjualan Rp 7,27 triliun atau meningkat 12% dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Pendapatan bersih KLBF juga meningkat 46% dibanding periode yang sama pada tahun 2009 menjadi Rp 901,9 miliar. Untuk tetap mempertahankan pertumbuhannya KLBF juga melakukan strategi efisiensi, manajemen invetori yang baik, dan diversifikasi produk. Target penjualan KLBF pada 2010 sebesar 13%-15% dengan asumsi tidak ada divestasi kemasan divisi pada tahun 2010. Margin laba usaha yang ditargetkan sebesar 17,5%-18,5% dengan target laba bersih persaham Rp 130-140 atau meningkat 34%-44%.
Comment: Kami melihat bahwa pencapaian KLBF pada 3Q10 cukup baik jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2009 dan masih sejalan dengan proyeksi kami. Namun demikian jika dibandingkan dengan industri lain, industri farmasi memiliki pertumbuhan lebih defensive. Meskipun penjualan hanya meningkat pada kisaran 13%-15%, strategi efisiensi dan penerapan manajemen inventori yang baik diharapkan mampu meningkatkan laba KLBF secara signifikan. Secara umum, KLBF merupakan perusahaan yang cukup baik. Namun menurut kami harga saham pada pasar sekunder sudah naik terlalu tinggi (overvalued). Kami belum merubah rekomendasi kami untuk JUAL dengan target price Rp 2.150 dimana merefleksikan 17xPE10F dan 13xPE11F. Berdasarkan komposisi tanaman per 30 September 2010, Gozco Plantation saat ini mengelola 30,293 Ha lahan tertanam dengan strutktur tanaman belum menghasilkan sebesar 43%, sedangkan sisanya merupakan tanaman menghasilkan dengan variasi umur 4 β 18 tahun. Sampai dengan periode September perusahaan telah menghasilkan total produksi TBS sebesar 154,180 ton dengan komposisi hasil panen dari perkebunan inti sebesar 107,165 (tidak termasuk hasil panen dari indotruba) dan 47,015 di luar perkebunan inti. Hal ini mempengaruhi hasil produksi CPO dan kernel yang mencapai total produksi 33,564 dan 6,817 ton. Dari sisi penjualan perusahaan telah mencapai 38,500 dan 7,000 ton untuk CPO dan kernel. Sampai dengan periode akhir September 2010 perusahaan telah mencatatkan total penjualan sebesar Rp. 291,369 juta dengan laba bersih sebesar Rp. 100,518.
Economic & Strategy
Banking: Standarisasi Sistem, 1 ATM untuk Semua Bank
Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) akan menciptakan satu standard sistem pembayaran yang murah, aman, efisien dan mudah diakses masyarakat. Dengan standardisasi ini, maka nantinya cukup 1 ATM untuk transaksi dari berbagai bank. Demikian disampaikan Budi Gunadi Sadikin, Ketua ASPI yang juga Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam konferensi pers usai pembentukan ASPI di Gedung BI, Jakarta, Kamis (11/11/2010). "Tentu kami akan menciptakan satu standard dimana nantinya sistem pembayaran bisa murah, aman, efisien dan mudah diakses masyarakat. Contohnya adalah kami akan memulai standarisasi pada ATM," ujar Budi. Ia menganalogikan 1 kartu untuk semua bank itu dengan USB yang bisa digunakan untuk mentransfer data dari seluruh komputer. "Nanti kita dapat menggunakan 1 ATM untuk bisa melakukan transaksi ke ATM lain atau juga untuk transaksi debit. Standarisasi ini tentu akan memudahkan perputaran atau perbelanjaan dari nasabah sehingga akan memperbaiki perdagangan maupun ekonomi Indonesia," jelas Budi.
Comment: kami melihat ini sebagai suatu hal yang positif dimana standarisasi ini tentu sa ja akan meningkatkan efisiensi perbankan serta akan mengurangi biaya overhead yang terjadi. Namun perlu diperhatikan pula jumlah pengguna ATM dimana hingga saat ini masih terbilang cukup besar dimana akan terjadi penumpukan jumlah pengguna ATM karena berku rangnya mesin ATM sebaliknya jumlah pengguna ATM semakin meningkat. Apabila hal ini terjadi tentu saja akan mengganggu aktivitas transaksi dan perputaran uang perbankan yang tidak mustahil akan mengganggu bisnis bank itu sendiri. Jadi kami melihat hal ini masih perlu dikaji lebih dalam terutama menyangkut iklim dan budaya masyarakat Indonesia.
Ekonomi: Penghapusan Utang Pelaku UKM Merapi Tunggu Keppres
Penghapusan utang para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang terkena bencana meletusnya Gunu ng Merapi tidak perlu menunggu pengesahan sebagai bencana nasional. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) terkait penghapusan utang tersebut. Demikian hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraa n Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono di Lanud Halim Perdanakusumah usai melepas keberangkatan Presiden SBY ke Korea dan Jepang, Jakarta, Kamis (11/11/2010). "Saya kira tidak (harus bencana nasional) begitu, kan ada pembicaraan tergantung payung hukumnya. kalau ada Keppres nanti yang memberikan, saya kira itu bisa," katanya.
Comment: Penghapusan utang ini tentu saja akan berdampak cukup negatif terhadap keuangan bank-bank yang memberikan kredit. Dimana akan terjadi kenaikan NPL dan terjadi pengurangan Performing Loan, dan hal ini memungkinkan terjadinya nilai kerugian yang melebihi cadangan atas hutang tak tertagih yang sudah dianggarkan sebelumnya oleh perusahaan. Maka dari itu, kami melihat bank-bank yang banyak memberikan kredit UKM terutama di daerah ben cana ak an sedikit tertanggu dalam pembukuan keuangan pada akhir tahun ini.
(etr/ang)











































