Pembukaan Data Pembeli Saham IPO KS Masih Tunggu Audit BPK

Pembukaan Data Pembeli Saham IPO KS Masih Tunggu Audit BPK

Akhmad Nurismaryah - detikFinance
Jumat, 12 Nov 2010 14:46 WIB
Pembukaan Data Pembeli Saham IPO KS Masih Tunggu Audit BPK
Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan data pembeli saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada saat penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) akan dibuka kepada publik setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit. Pembukaan data ini juga perlu persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

"Sesudah listing ada periode untuk audit, BPK dan Bapepam yang mengurusnya. Jika dilihat dari prosedurnya, enggak mungkin Kementerian BUMN yang menangani ini," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (12/11/2010).

Menurutnya, pembukaan data pembeli saham BUMN baja itu kepada publik harus mendapat persetujuan Bapepam terlebih dahulu. Meski demikian, ia mengaku belum mengetahui secara pasti kapan audit rampung dan bisa dibuka ke publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum tahu, terserah Bapepam. Pada prinsipnya yang pasti harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku," katanya.

Mustafa juga mengaku belum mendapat laporan dari KS terkait nama-nama investor besar yang sekarang ini menguasai saham perusahaan baja milik negara itu.

"Kalau soal masalah investor terbesar bisa ditanya langsung ke emiten atau underwriter," tegasnya.

Sebelumnya, Mustafa sudah berjanji untuk membuka data mengenai IPO KS, termasuk daftar pembeli dan investornya. Mustafa berharap dengan dibukanya data ini maka privatisasi BUMN baja itu bisa transparan.

Krakatau melepas 3,15 miliar lembar saham di harga Rp 850 per lembar saham. Pada saat pembukaan bursa, harganya melesat jadi Rp 1.250. Seharusnya, harga saham KS ini bisa dilepas langsung di harga Rp 1.250 tersebut.

Dengan demikian ada selisih harga sebanyak Rp 400 per lembar. Jika dikalikan dengan jumlah saham yang dilepas, maka total selisihnya sekitar Rp 1,26 triliun.

Pada hari pertama listing, investor asing menjadi pihak yang memborong saham KS di awal perdagangan dan akhirnya melepas banyak-banyak saat harganya sudah naik menjelang penutupan bursa.

Pada penutupan Sesi I hari itu, saham KS langsung diburu investor lokal dan asing hingga harganya sempat melesat 47,05% ke Rp 1.250 per saham. Namun, investor asing tidak mau lama-lama memegang saham KS dan mencatat jual bersih (net sell) Rp 271,671 miliar.

Sampai penutupan bursa pada hari yang sama, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih saham KS senilai Rp 378,693 miliar. Kepemilikan asing di saham KRAS kini hanya tersisa 5% saja.

(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads