News & Analysis
BNLI: Bank Permata Incar Dana Murah Rp 26 Triliun
PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengincar dana murah dari program Famillionaire sebesar Rp2 triliun hingga akhir tahun. Sehingga jumlah dana di tabungan dan giro perseroan akan menjadi Rp26 triliun hingga akhir tahun. "Satu kuartal ini kita menargetkan dapat meraup dana murah Rp2 triliun, sehingga dana murahnya akan menjadi Rp26 triliun," ungkap Direktur Retail Bank Permata Lauren Sulistiawati selepas acara Pengundian Program Famillionaire, di kantornya Jakarta, Jumat (19/11/2010). Hingga kuartal III-2010, jumlah giro dan tabungan mencatat kenaikan 41 persen dan 38 persen menjadi Rp12,4 triliun dan Rp11,6 triliun. Sedangkan komposisi dana murah (CASA) perseroan sudah meningkat dari 41 persen menjadi 45 persen. Menurut Lauren, dana murahnya akan diseimbangkan dengan portofolio dana mahal. Hingga awal tahun, diharapkan CASA bisa meningkat di kisaran 50 persen. "Diharapkan bisa meningkat di 55 persen," jelasnya. Sedangkan jumlah dana pihak ketiga (DPK), Lauren menargetkan dapat meningkatkan Rp2 triliun-Rp3 triliun hingga akhir tahun. Sehingga total DPK bisa mencapai Rp56,6 triliun. Program Famillionaire tersebut menawarkan undian, bonus bunga atau bagi hasil dan hadiah langsung bagi nasabah yang menabung dalam program tersebut. Program ini memberikan hadiah undian Rp2 miliar setiap bulan dengan bonus bunga tabungan hingga empat persen. Selain itu, program ini berlaku bagi nasabah baru maupun nasabah lama, baik nasabah konvensional maupun syariah. Tidak hanya itu, Permata Bank juga mengokohkan diri sebagai bank keluarga dengan menggelar produk, layanan program dan kegiatan yang melibatkan nasabah beserta keluarganya.
Comment: Hal yang penting bagi bank adalah pendapatan bunga yang berasal dari asset produktif seperti penyaluran kredit dan beban bunga, kami menilai perseroan saat ini cukup agresif dalam penyaluran kredit terbukti dengan meningkatnya kredit sebesar 23% menjadi 46.4 trilliun dimana NPL mengalami perbaikan menjadi 0.9%, sementara dari sisi DPK naik 27% menjadi 53.6 trilliun dimana komposisi dana murah naik menjadi 45% dari 41%. Laba bersih perseroan 3Q10 meningkat menjadi 789 milyar atau meningkat 58%. Perseroan baru saja melakukan righ t issue dengan harga 1,549/saham. Right issue ini akan meningkatkan book value bank permata yang saat ini berada pada level 737 menjadi 853 rupiah sehingga PBV perseroan berada pada level 2 X dibawah rata-rata perbankan 2.6 X. Belum ada analis yang mengcover dalam risetnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil meraih kontrak baru seniai Rp7,5 triliun hingga 3Q10. Saat kontrak ini, perseroan masih mengincar kontrak di luar negeri senilai Rp2,5 triliun guna mengejar target Rp10 triliun sepanjang tahun ini. WIKA mampu memperoleh kontrak baru senilai Rp7,5 triliun, setelah anak usaha perseroan mendapat kontark penjualan batubara dari perusahaan asal Tingkok, STIG Jiangshu Light and Textile, senilai US$170 juta.
Comment: Menurut data dari paparan public yang dilakukan oleh Perseroaan di forum Investor Summit beberapa minggu yang lalu, sampai dengan bulan September 2010 ini kontrak baru yang WIKA telah peroleh adalah sebesar Rp 5 ,2 triliun, dimana target kontrak ba ru sampai akhir tahun 2010 ini adalha sebesar Rp 10,1 triliun, maka jumlah target kontrak yang tersisa adalah sebesar Rp 4,9 triliun. Dengan penambahan kontrak baru ini maka WIKA telah melebihi dari target yang dibuat sebesar Rp 2,6 triliun. Maka to tal Order book WIKA sampai saat in adalah sebesar Rp 23,4 triliun, dimana jumlah carry over dari tahun sebelu mnya adalah Rp 10,7 triliun dan jumlah total kontrak baru tahun ini sebesar Rp 12,7 triliun. Perseroan berhasil mencapai target mereka untuk tahun ini. Dengan laba bersih yang juga meningkat sebesar Rp 71.5 milia r atau 54% pada Q4,2 010, dibanding periode sebelumnya, maka kenaikan laba bersih ini akan “mendongkrak” EPS saham W IKA ini juga. Survey Bloomberg yang diterima dari beberapa analis, memberikan rekomendasi untuk saham tersebut, Buy:5, Sell:0, Holds:1 dengan TP di Rp 730,-
Economic & Strategy
Industry: Siap Gabung, INAF dan KAEF Cari Konsultan Independen
Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang siap melebur, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) akan menyewa konsultan independen untuk aksi korporasinya itu. Targetnya, keduanya sudah akan bergabung di tahun 2011. Menurut Deputi Kementerian BUMN Bidang Industri Strategis dan Manufaktur Irnanda Laksanawan, pencarian konsultan independen itu akan dilakukan melalui lelang terbuka sehingga bisa transparan. "Kita sudah perintahkan mereka cari konsultan, lewat beauty contest (lelang)," katanya di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (19/11/2010).
Comment: Rencana penggabungan KAEF dan INAF sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) no 8/2005 tentang restrukturisasi dan revitalisasi BUMN menurut kami merupakan langkah positif. Namun demikian rencana penggabungan ini haruslah mendapat persetujuan dari pemegang saham minoritas. Diharapkan kedepannya dengan rencana penggabungan ini, dapat meningkatkan kinerja keuangan BUMN-sektor farmasi.
(etr/ang)











































