Menurut laporan kinerja tahunan 2010 dari manajeman JFX disebutkan, total volume transaksi (multilateral dan bilateral atau OTC) sepanjang tahun lalu mencapai 5.416.878 lot meningkat 21% dibanding 2009, 4.479.257 lot. Sedangkan transaksi multilateral terjadi kenaikan 17% dari periode sebelumnya 13.255 lot menjadi 15.499 lot.
"Peningkatan likuiditas tersebut, bersamaa dengan upaya perbaikan efisiensi internal yang terus menebus dilakukan manajeman, tercermin langsung dalam kinerja keuangan JFX tahun buku 2010 (unaudited)," jelas manajeman JFX di kantornya, Annex Building, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (10/1/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan peningkatan volume transaksi multilateral, maka misi JFX untuk bisa menghasilkan pembentukkan harga di JFX yang dapat dijadikan harga referensi komoditi bagi pelaku usaha nasional bahkan internasional dalam tahun 2012-2013 bisa mulai menjadi kenyataan," ucapnya.
Selain melakukan pengawasan transaksi OTC, JFX juga mempunyai pekerjaan rumah yakni memperbaiki citra negatif dari perdagangan berjangka komoditi di Indonesia.
"JFX harus bekerja keras untuk mengembangkan perdagangan berjangka multilateral di bursa. Pengembangan perdagangan multilateral merupakan pilar sentral untuk merealisasikan manfaat ekonomi perdagangan berjangka komoditi sebagai sarana pembentukkan harga (price discovery) dan sarana linding nilai (hedging) yang dapat digunakan pelaku usaha," terangnya.
Untuk meningkatkan kinerja, program yang diprioritaskan JFX adalah percepatan pembangunan sistem teknologi perdagangan, guna mendukung pelaksanaan transaksi multilateral dalam wujud sistem JAFETS-3. Program lain adalah edukasi kepada Pialang anggota JFX, serta adanya diskusi dengan pelaku usaha (Pialang atau Pedagang Berjangka).
(wep/ang)











































