Peringkat RI Naik, IHSG Tetap Turun 33 Poin

Peringkat RI Naik, IHSG Tetap Turun 33 Poin

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Senin, 17 Jan 2011 16:15 WIB
Peringkat RI Naik, IHSG Tetap Turun 33 Poin
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh semakin meski lembaga pemeringkat Moody's Investor Services menaikkan peringkat Indonesia.  IHSG pada perdagangan awal pekan dengan suram, melemah 33 poin.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga ditutup melemah di posisi Rp 9.070 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 9.065 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun tipis 2,953 poin (0,08%) ke level 3.566,191. Indeks terus menurun secara perlahan sesaat setelah pembukaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG melemah 39,542 poin (1,11%) ke level 3.529,602. Indeks melemah akibat kekhawatiran investor akan tingginya inflasi bulan ini menyusul pernyataan Bank Indonesia (BI) yang sedang mencari waktu tepat untuk menaikan suku bunga.

Menutup perdagangan, Senin (17/1/2011), IHSG melemah 33,413 poin (0,94%) ke level 3.535,731. Sementara Indeks LQ 45 turun 6,775 poin (1,08%) ke level 622,292.

Meluasnya bayang-bayang tekanan inflasi yang tinggi di bulan Januari ini membuat banyak investor ragu-ragu dalam menempatkan dananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor seakan tidak memperhatikan sentimen positif kenaikan peringkat Indonesia yang diberikan oleh Moody's.

Sektor komoditas menjadi pemimpin pelemahan bursa dengan pelemahan cukup tajam. Selain itu saham-saham industri dasar, finansial dan properti juga banyak dilepas investor.

Pemodal asing turut memberikan andilnya dalam pelemahan bursa dengan mencatat transaksi penjualan bersih (foreign nett sell) sebesar Rp 120,964 miliar. Meski demikian, ada dua sektor yang bisa menghasilkan penguatan tipis, yaitu konsumer dan infrastruktur.

Indeks sama sekali tidak melangkah di zona positif pada perdagangn hari ini, bahkan sempat jatuh ke posisi terendahnya di level 3.506,974. Sementara posisi tertingginya hari ini di level 3,569,972 pada pembukaan bursa pagi tadi.

Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 74.345 kali pada volume 2,535 miliar lembar saham senilai Rp 3,68 triliun. Sebanyak 49 saham naik, 170 saham turun dan 74 saham stagnan.

Sama seperti situasi di dalam negeri, bursa-bursa regional juga tertekan oleh isu tingginya inflasi di negara mereka. Hasilnya, banyak terjadi aksi jual dan bursa-bursa di Asia yang rata-rata memerah.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga sore ini:

  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 58,59 poin (2,10%) ke level 2.732,76.    
  • Indeks Hang Seng melemah 66,57 poin (0,27%) ke level 24.216,66.
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 3,82 poin (0,04%) ke level 10.502,86.   
  • Indeks Straits Times turun tipis 6,81 poin (0,21%) ke level 3.239,15.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indo Citra Finance (INCF) naik Rp 525 ke Rp 3.175, Unilever (UNVR) naik Rp 400 ke Rp 16.450, Bank Mega (MEGA) naik Rp 275 ke Rp 3.175, dan First Media (KBLV) naik Rp 150 ke Rp 970.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam katagori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.550 ke Rp 51.800, Astra Internasional (ASII) turun Rp 550 ke Rp 47.450, Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) turun Rp 450 ke Rp 22.900, dan BFI Finance (BFIN) turun Rp 400 ke Rp 3.000.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah di posisi Rp 9.070 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 9.065 per dolar AS.

(ang/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads