Indovision Siap Melantai di Bursa Tahun Ini

Jakarta - PT MNC Sky Vision (MSV) pemegang brand Indovision dan Top TV, televisi berbayar milik PT Global Mediacom Tbk (BMTR), akan segera mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2011.

Menurut Investor Relations BMTR, Robert Satrya, dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip detikFinance dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, pencatatan saham MSV ditujukan dalam rangka penggalangan dana dan ekspansi perseroan.

"Underwiter akan ditunjuk dalam waktu dekat," katanya.

Menurut Robert, penetrasi TV berbayar di Indonesia masih sangat rendah, dan industri ini dipercaya memiliki masa depan yang sangat menjanjikan. Diproyeksikan, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pelanggan TV berbayar tertinggi di Asia Pasifik. Angkanya mencapai lebih dari 30% dibandingkan negara lain di kawasan, seperti Malaysia, Singapore, Jepang dan lainnya.

Indovision dan Top TV sebagai merek dagang MSV, memiliki pangsa pasar lebih dari 78% di Indonesia. Hingga tahun lalu, pelanggan Indovision dan Top TV mencapai 800.000 pelanggan dan terus meningkat.

Dengan keunggulan kompetitif MSV semakin meningkat dengan adanya peluncuran satelit baru pada Mei 2009 bernama Indostar II. Satelit S-band dengan kualitas transmisi yang sangat baik memiliki kemampuan untuk menawarkan sampai dengan 160 channel program dengan kualitas gambar yang baik.

Sepanjang tahun, salah satu anak usaha grup MNC ini mencatat pendapatan sebesar Rp 1,44 triliun, meningkat 36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,06 triliun. Laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) juga naik 63% dari Rp 321 miliar menjadi  Rp 522 miliar.

Pendapatan MSV sepanjang tahun ini, akan mencapai Rp 2,1 triliun. Sementara EBITDA ditargetkan sebesar Rp846 miliar pada tahun 2011. EBITDA marjin juga diproyeksikan meningkat menjadi 40%.

Pada 16 November 2010 lalu, MSV telah menjadi penjamin obligasi yang diterbitkan oleh Aerospace Satellite Corporation Holding B.V sebesar US$ 165 juta. Tenornya  lima tahun, dan tidak dapat non-callable untuk 3 tahun pertama dengan suku bunga 12,75%.

(wep/ang)