Demikian disampaikan Direktur Utama PTBA, Sukrisno ketika menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan anggota Komisi VII DPR RI untuk membahas evaluasi kinerja tahun 2010 dan rencana tahun 2011, Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2011).
“Untuk kontribusi kepada pemerintah, kami dari PTBA, untuk tahun 2010 prognosanya sebesar Rp 2,6 triliun,” ujarnya.
Sukrisno menjelaskan, rincian dari kontribusi kepada pemerintah tersebut termasuk dari PPh 21, PPh 22, PPh 23, dan sebagainya.
Adapun, untuk dividen yang diberikan kepada pemerintah, menurut Sukrisno telah terjadi peningkatan. “Dari tahun 2006, PT BA memberikan dividen sebesar Rp 155 miliar. Kemudian pada tahun 2010, prognosanya mencapai jumlah sebesar Rp 814 miliar dividen,” jelasnya.
“Untuk peningkatan harga saham, Alhamdulillah naik, walau sempat mengalami penurunan karena adanya situasi dan kondisi regional yang mempengaruhi,” ucap Sukrisno.
Sukrisno menjelaskan, sejak perusahaan tambang pelat merah itu melakukan IPO (initial public offering) pada tanggal 23 Desember 2002 harga sahamnya sebesar Rp 575 per lembar. Namun, lanjutnya, sampai penutupan terakhir pada tanggal 27 Januari kemarin, per lembar harga sahamnya menjadi Rp 20.300.
Sedangkan, untuk total produksi, Sukrisno mengatakan, prognosa produksi 2010 sendiri 13,1 juta ton. Selain itu, untuk penjualan pada tahun 2010 prognosanya diperkirakan mencapai sebesar 12,9 juta ton.
“Pada 2011, PT BA menargetkan total produksi hingga mencapai 17,6 juta ton. Sedangkan, untuk target penjualan diharapkan pada 2011 dapat mencapai 16,9 juta ton,” kata Sukrisno.
(nrs/ang)