BEI Jamin Tak Ada Lagi Gangguan Datafeed

BEI Jamin Tak Ada Lagi Gangguan Datafeed

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Selasa, 01 Feb 2011 18:18 WIB
Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjamin tak ada lagi kejadian terhentinya sistem datafeed (Price Dissemination System) atau pengiriman data perdagangan kepada Anggota Bursa (AB) dan penyalur informasi transaksi bursa, akibat power supply.

Menurut Direktur IT BEI, Adikin Basirun, pihaknya akan memisahkan jalur daya yang sebelumnya serial menjadi pararel. Langkah ini dilakukan untuk mencegah matinya power supply.

"Kita lakukan pemeriksaaan menyeluruh. Evaluasi awal sudah dilakukan. Overall bulan ini selesai. Setelah (pemeriksaan) itu tidak ada (gangguan). Nanti dengan sumber listrik yang berbeda," paparnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adikin menjelaskan, kala sistem datafeed tak dapat beroperasi murni rusaknya power supply yang terhubung ke jaringan. Terlebih penggantian alat listrik, belum pernah dilakukan sejak bursa beroperasi.

Untuk itu, manajemen BEI tengah menyusun SOP akan perggantian perangkat secara reguler. "Dari sisi umur, selama ini tidak dilakukan penggantian untuk listrik. Progres sudah ada, sama seperti keausan alat. Bukan karena bongkaran. Kita juga perlu koordinasi dengan (pengelola) building dan susun SOP," ucapnya.

"Selama ini kita susun sepasang, software, server. Tapi listrik satu. Ini dibelakang UPS (uninterruptible power supply). Selama ini pengujian yang terjadi di belakang UPS," tegas Adikin.

Ia menambahkan, sepanjang tahun 2011 BEI telah menganggarkan dana belanja modal Rp 105 triliun untuk infrastruktur teknologi informasi. Ini dilakukan seiring dengan peningkatan transaksi dari Anggota Bursa (AB).

"Pengembangan Rp 105 milair untuk data warehouselagi berjalan. Kita ada DRC (disaster recovery center). Ini melanjutkanbusiness continuity plan. Ada memang AB yang masuk DRC. BEI lakukan DRC karena dalam 3 tahn ke depan, (AB) harus punya BCP (Business Continuity Plan)," imbuhnya.

Dengan rampungnya pengembangan sistem, maka AB online dapat memanfaatkan peningkatan data warehouse 5 kali lipat. Dari 500 ribu trade ke 2,5 juta trade, serta 1 juta order menjadi 5 juta order.

"Kita rata-rata 120 ribu trade per hari, dengan rata-rata harian Rp 4,5 triliun. Ini belum naik karena masih awal tahun," pungkas Adikin.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads