Semen Baturaja Terbitkan Obligasi Rp 200 Miliar
Rabu, 12 Mei 2004 11:44 WIB
Jakarta - Produsen semen dari Sumatera Selatan, PT Semen Baturaja, menerbitkan obligasi senilai Rp 200 miliar. Obligasi berjangka waktu 6 tahun tersebut menawarkan tingkat bunga tetap di kisaran 13,5-14 persen.Demikian diungkapkan Direktur Utama Semen Baturaja, Bakti Setiawan, dalam paparan publik di Hotel Shangri-la, Jakarta, Rabu (12/5/2004).Menurut Bakti, dana hasil penerbitan obligasi tersebut sebanyak 90 persen akan digunakan untu pelunasan kredit investasi dan sisanya untuk peningkatan likuiditas. "Penawaran obligasi ini adalah bagian dari strategi bisnis perseroan untuk meningkatkan fleksibilitas keuangan dalam rangka peningkatan daya saing," katanya.Obligasi pertama Semen Baturaja ini mendapat peringkat A- dari PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Obligasi ini memakai pola amortisasi yang akan dimulai pada ulang tahun kedua dengan penyisihan dana sebesar Rp 10 miliar, pada ulang tahun ketiga Rp 30 miliar, ulang tahun keempat Rp 50 miliar, ulang tahun kelima Rp 60 miliar dan ulang tahun keenam saat jatuh tempo Rp 50 miliar.Untuk penerbitan obligasi ini Semen Baturaja menjaminkan tanah dan pabrik senilai 125 persen di atas nilai obligasi. Rencananya, obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (BES) pada akhir Juni 2004. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi PT Danareksa Sekuritas dan PT Investindo Nusantara Sekuritas dengan wali amanat PT Bank Mega Tbk.Kinerja perseroan pada tahun 2003 mencatat penjualan Rp 333,97 miliar, naik 15,9 persen dibanding tahun sebelumnya. Saat ini, perseroan memiliki pabrik di Baturaja (Sumsel) dan Panjang (Lampung) dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 1,25 juta ton per tahun.Sementara pemasaran semen dilakukan di daerah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu. Bakti menilai, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen antara tahun 2005-2010, maka pertumbuhan permintaan semen nasional diperkirakan mencapai 10 persen per tahun."Oleh karena itu perusahaan menargetkan kenaikan penjualan rata-rata 10 persen pada tahun 2004 hingga 2010," demikian Bakti Setiawan.
(ani/)