PTBA Bidik Penjualan Batubara 16,9 Juta Ton Tahun Ini

PTBA Bidik Penjualan Batubara 16,9 Juta Ton Tahun Ini

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Rabu, 09 Feb 2011 11:07 WIB
Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan penjualan batubara sebanyak 16,9 juta ton pada tahun 2011, naik 31% atau setara 4 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama PTBA, Sukrisno menjelaskan, penjualan yang meningkat seiring dengan produksi dan pembelian batubara yang diprediksi mencapai 17,6 juta ton. Produksi dan pembelian meningkat 34% dibandingkan periode sebelumnya, 13,1 juta ton.

Produksi dihasilkan dari beberapa lahan milik perseroan, serta menigkatnya kapasitas angkut batubara. "Jika pada tahun lalu kapasitas angkutan kereta api diprediksi 10,8 juta ton, maka tahun ini akan ditingkatkan menjadi 13,5 juta ton, dengan adanya tambahan lokomotif dan gerbong baru," jelas Sukrisno di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (9/2/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan kapasitas angkutan ini, akan didukung oleh beberapa proyek kereta api angkut batubara. Untuk kapasitas angkut yang sudah ada PTBA bersama PTKA, manajeman menargetkan akan meningkat secara bertahap dan menjadi 22,7 juta ton di 2014.

Peningkatan sarana dan prasarana produksi di Dermaga Kertapati juga akan naik menjadi 2,7 juta ton, serta pelabuhan tarahan menjadi 20 juta ton per tahun dengan kemampuan sandar kapal mencapai 120 ribu DWT.

Sepanjang tahun 2011, harga batubara diprediksi akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Tentu ini mendorong terciptanya pendapatan perseroan. Dengan target penjualan 16,9 juta ton, dan tren harga yang meningkat maka perseroan berharap pendapatan bisa mencapai Rp 10 triliun.

"Harga sudah bagus, karena demand-nya naik di India, China, Philipina, Singapura. Juga karena ada bencana yang terjadi di Australia. Harusnya (pendapatan) diatas Rp 10 triliun, dengan laba harus Rp 3 triliun," tuturnya.

"Kalau melihat di awal perkembangan tidak begitu sulit. Laporan terakhir sudah US$ 127. Bulan Januari US$ 120. Hampir tiap minggu naik," imbuh Sukrisno.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads