DPR Usul Wilmar dan Freeport Diwajibkan Listing di BEI

Jakarta - Wilmar International Group dan Freeport 'menangguk' keuntungan yang cukup besar dari operasionalnya di Indonesia. Karenanya, dua perusahaan komoditas dunia itu harus mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Ketua Komisi VI DPR-RI, Airlangga Hartarto mengusulkan agar Wilmar dan Freeport bisa melakukan listing di Indonesia dengan alasan aset kedua perseroan ada di Indonesia, hingga pencatatan ganda (dual listing) mutlak dilakukan.

"Wilmar, usulkan kita wajibkan untuk dual listing, setelah sebelumnya listing di negara masing-masing," katanya dalam Investor Daily Forum,  di Hotel Kempinski, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (16/2/2011).

Dengan pencatatan dua perusahaan besar (tambang dan perkebunan) ini, Airlangga meyakini bisa meningkatkan kapitalisasi pasar Indonesia yang saat ini mencapai Rp 3.000 triliun.

"Jadi dengan dual listing Wilmar, juga Freeport diharapkan bisa meningkatkan kapitalisasi pasar di bursa saham Indonesia," tegasnya.

Menurutnya, sepanjang tahun 2010 pasar saham dunia mencatat kapitalisasi mencapai US$ 300 miliar. Dimana kawasan Asia Pasific menjadi pioner dengan porsi mencapai 64%.

Namun pertumbuhan Indonesia, masih jauh diatas Singapuran yang kini mencapai US$ 11 miliar. Padahal banyak emiten listed di Singapore Stock Exchange (SGX) banyak memiliki aset dan berusaha di Indonesia.

"Padahal perusahaan fokus ke Marine, Offshore dan resources. Mereka nggak punya itu," tegasnya.

Wilmar Internasional Limited Group mengoperasikan beberapa perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di Indonesia. Wilmar tercatat sebagai perusahaan publik tercatat terbesar kedua di Bursa Singapura.

Sementara Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.. Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. (FCX) merupakan perusahaan tambang internasional utama dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Di Indonesia, FCX beroperasi melalui PT Freeport Indonesia.

FCX mengelola beragam aset besar berusia panjang yang tersebar secara geografis di atas empat benua, dengan cadangan signifikan terbukti dan terkira dari tembaga, emas dan molybdenum. Mulai dari pegunungan khatulistiwa di Papua, Indonesia, hingga gurun-gurun di Barat Daya Amerika Serikat, gunung api megah di Peru, daerah tradisional penghasil tembaga di Chile dan peluang baru menggairahkan di Republik Demokrasi Kongo

Kompleks tambang Freeport di Grasberg, Papua merupakan salah satu penghasil tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia, dan mengandung cadangan tembaga yang dapat diambil yang terbesar di dunia, selain cadangan tunggal emas terbesar di dunia.

(wep/qom)