Direktur Utama PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) Arwin Rasyid prihatin Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) lambat merespons permintaan calon emiten asing untuk masuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Otoritas bursa belum punya aturan yang sesuai, padahal sudah banyak perusahaan asing yang ingin masuk bursa lokal.
"Saya benar-benar prihatin, ada niat perusahaan asing masuk ke bursa (BEI). Tapi malah tidak ditangkap (direspons) Bapepam, masih lama karena belum ada peraturannya," katanya di Coffee Morning CIMB Niaga di Bangkok, Thailand, Jumat (11/3/2011).
Ia mengatakan, pengendali CIMB Niaga, Grup CIMB memang berniat untuk masuk ke BEI tahun ini. Namun, rencana ini belum bisa dipastikan terlaksana karena belum ada peraturan mengenai hal itu yang dikeluarkan otoritas bursa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau misalnya CIMB Grup itu akhirnya bisa listing di bursa kan sangat menguntungkan buat kita dan bursa kita. Itu kan akan menyumbang transaksi di BEI dan gede ke pendapatan komisi. Kenapa orang enggak mikir ke situ," katanya.
Selain menguntungkan bagi bursa, investor juga akan memiliki wawasan lebih luas dengan masuknya emiten asing tersebut. Dengan adanya rencana Grup CIMB masuk ke bursa Indonesia, maka CIMB Niaga berniat untuk keluar dan membeli kembali jumlah saham yang beredar di masyarakat yang sekitar 2%.
"Kalau itu sampai terjadi, maka saham CIMB Niaga tidak akan ada freefloat, mungkin akan nol karena induknya sudah di sini (bursa) jadi kita keluar," imbuhnya.
Sebelumnya, CIMB Niaga memang berniat melakukan voluntary delisting di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebelum induk usahanya, CIMB Group masuk ke lantai bursa dalam negeri. Atas rencana ini, kabarnya, perseroan akan delisting dengan harga tender offer antara Rp 1.800-2.000 per lembar saham.
Pada perdagangan hari ini, sampai pukul 10.35 waktu JATS, harga saham BNGA naik 10 poin ke Rp 1.770 per lembar saham. Sahamnya diperdagangkan 117 kali dengan volume 1.776 lot senilai Rp 1,5 miliar.
(ang/qom)











































