"Ke depan itu kita ada kirim bijih nikel, memang itu kemungkinan ada yang terganggu kapalnya. Mungkin ada yg tertunda," jelas Direktur Utama Antam, Alwin Syah Loebis, di kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (18/3/2011).
Saat ini perseroan masih berkomunikasi dengan pihak pembeli, untuk mengkonfirmasi keadaan yang terjadi di Jepang saat ini. "Akan bicarakan dengan mereka kira-kira bagaimana. Dan akan mereka sampaikan nanti gangguannya kayak apa," tutur Alwin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alwin menyampaikan,Β angka ekspor perseroan ke Jepang mencapai 2 juta ton per tahun. Ini terdiri dari beberapa pelanggan, di mana hanya satu diantaranya yang pengirimannya terganggu akibat bencana tsunami.
"Yang paling terganggu paling hanya satu, karena daerah mereka di pinggir pantai semuanya. Intinya bukan pembatalan. Artinya menunda. Kita berupaya mencapai target penjualan," ucapnya.
Total penjualan nikel ke berbagai pihak hingga kini mencapai US$ 5,8 juta di tahun 2011. Perseroan juga memungkinkan jika pengiriman belum juga dilakukan, maka akan dialihkan.
"Kalau terganggu ya. Tapi gak mungkin terganggu semuanya," tegas Alwin.
Harga nikel hingga bulan ini, masih tinggi. Pun demikian dengan emas, atau lebih baik dari periode sebelumnya. "Kalau produksi feronikel dan bijih nikel hampir sama dengan tahun lalu. Mungkin naik sedikit yang bijih nikel tapi rata-ratanya hampir sama," imbuhnya.
(wep/ang)











































