Dikutip dari siaran pers perseroan, Jumat (29/4/2011), pendapatan Antam di periode tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 20% menjadi Rp 1,99 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp 1,65 triliun.
"Menyusul peningkatan permintaan komoditas nikel yang mendorong peningkatan volume penjualan, pendapatan tidak diaudit Antam pada 1Q11 melonjak 20% dibandingkan periode yang sama tahun 2010 menjadi Rp 1,99 triliun," jelas Corporate Secretary ANTM Bimo Budi Satriyo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manurut Bimo, seharusnya penjualan perseroan bisa lebih tinggi jika tidak terjadi sedikit hambatan di perjalanan serta pengiriman yang tertunda.
"Pengapalan feronikel ke konsumen Antam di Eropa tertunda karena pada tanggal 16 Maret 2011, kapal kargo MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia Tbk yang mengangkut komoditas feronikel dibajak di sekitar perairan Somalia. Meski terjadi pembajakan yang menyebabkan tertundanya pengiriman feronikel ke konsumen di Eropa," jelasnya.
Volume produksi feronikel pada triwulan I tercatat 4.836 TNi atau naik 10% dibandingkan periode sebelumnya. Dengan demikian, volume penjualan bijih nikel naik 25% menjadi 1.626.806 wmt dengan volume produksi 2.008.148 wmt.
Sementara itu, volume produksi emas sebesar 588 kg atau 15% dari target tahun 201. Produksi emas turun 14% dibadingkan periode sebelumnya. Produksi emas masih disumbang pada tambang Pongkor.
Namun harga emas terjadi peningkatan sebesar 26% menjadi US$ 1.411,24 per toz. Dengan demikian pendapatan dari penambangan emas naik tipis 1% menjadi Rp 698 miliar.
Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 3.15 waktu JATS, harga saham ANTM turun 25 poin (1,08%) ke level Rp 2.275 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 341 kali dengan volume 5.142 lot senilai Rp 5,851 miliar.
(wep/ang)











































