BEI Pertanyakan Rencana Delisting Anta Tour

BEI Pertanyakan Rencana Delisting Anta Tour

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Selasa, 10 Mei 2011 16:32 WIB
BEI Pertanyakan Rencana Delisting Anta Tour
Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan rinci kepada manajemen PT Anta Express Tour & Trevel Service Tbk (ANTA) terkait rencana mereka menjadi perusahaan tertutup (go private). BEI juga telah menghentikan sementara (suspensi) saham ANTA mulai sesi I, Selasa (10/5/2011).

"ANTA minta suspensi, atas rencana mereka untuk delisting. Alasan, kita belum tahu, kenapa mau delisting," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, di kantornya, SCBD Jakarta, Selasa (10/5/2011).

Ia menjelaskan, delisting menjadi fenomena tersendiri. Namun sebagai regulator, ia tidak memaksakan suatu perusahaan tercatat untuk tetap berstatus Tbk. "Biasanya (delisting) perusahaan pasca take over. Sehingga jumlah share publik menjadi kecil sekali. Dan juga pemilik baru tidak tercatat," paparnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain ANTA, emiten yang berencana melakukan go private adalah PT Alfa Retailindo Tbk (ALFA). Anak usaha Carrefour Indonesia ini beralasan penghapusan status sebagai perusahaan terbuka karena rendahnya likuiditas dan minimnya pemegang saham publik. Terlebih induk usaha, Carrefour yang berkedudukan di Prancis telah berstatus listed company.

Hingga kini, PT Carrefour Indonesia memiliki 99,89% kepemilikan saham ALFA. Ini setara dengan 467,5 juta lembar saham. Publik hanya memiliki 0,11% atau 499 ribu saham.

Selain ALFA, PT Dynaplast Tbk (DYNA) juga menginginkan hal yang sama. Delisting dilakukan DYNA karena sahamnya tak lagi aktif diperdagangkan atau tidak likuid.

Perseoran akan melangsungkan tender offer dengan harga penawaran Rp 4.500 per lembar. Harga penawaran itu 20% lebih tinggi (premium) dari harga perdagangan tertinggi di pasar modal dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman rencana go private pada 25 Maret 2011.

Terkait adanya suspensi perdagangan saham perseroan sejak November 2010, jangka waktu 90 hari terakhir adalah dari 24 Agustus 2010-22 November 2010 dengan harga rata-rata Rp 3.750 per lembar saham.

Penawaran tender akan dilakukan PT Hambali Dina Mitra terhadap saham yang dimiliki para pemegang saham sebanyak 104.635.793 lembar (33,25%) saham dari seluruh modal disetor dan ditempatkan perseroan.

"Kadang ada alasan-alasan penting dari perseroan hingga mereka melakukan itu," paparnya.

Untuk mengurangi perseroan yang berniat go private, BEI melakukan pengetatan persyaratan, baik dari sisi harga atau biaya pengembangan pasar modal yang harus dibayarkan. "Persyaratan mempersulit. Harga, biaya. Tapi tidak boleh berlebihan juga," imbuh Eddy.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads