Potensi Pasar Modal Besar, IPO Masih Minim

Potensi Pasar Modal Besar, IPO Masih Minim

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Selasa, 10 Mei 2011 18:25 WIB
Potensi Pasar Modal Besar, IPO Masih Minim
Jakarta - Perusahaan baru yang mencatatkan saham di pasar modal Indonesia masih tergolong rendah, dengan rata-rata per tahunnya hanya 25 emiten. Dengan potensi Indonesia yang tengah berkembang, harusnya emiten baru tercatat bisa 4 kali lipat lebih besar.

Menurut Direktur Corporate Finance PT Makinta Securities, Harry Kurniawan, pasokan IPO sangat kurang. Perlu ada terobosan untuk meningkatkan jumlah emiten baru, baik dari sisi regulasi ataupun pelaku industri pasar modal.

Hal ini disampaikan Harry di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Jakarta, Selasa (10/5/2011).

"Pasokan perusahaan sangat kurang. Terlalu sedikitnya, harusnya bisa 4 kali lipat. Masa' cuma 25 perusahaan. Harus ada terobosan untuk naik jumlah emiten yang listing di IPO. Untuk semua, pelaku dan regulator," ujar Harry.

Banyak alasan kenapa jumlah perusahaan yang mencatatkan saham perdana di Bursa minim. Salah satunya, proses permohonan dokumen IPO hingga listing, dinilainya terlalu panjang. Harusnya proses bisa lebih dimampatkan dari biasanya 4-6 bulan.

"Banyak pertimbangannya. Dari sisi pelaku, bisa saja emiten tidak siap. Dipaksakan juga tidak bisa. Atau menunggu yang big cap, tapi ternyata (perusahaan) yang small cap sudah siap," paparnya.

Lebih lanjut lagi, Harry memberi gambaran, banyak perusahaan mempertanyakan, apa untungnya mereka beralih status menjadi Tbk? Jika perusahaan sudah memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan usahanya, lalu?

"Saya sering ditanya, pak untungnya apa (melakukan IPO)? Ada insentif untuk IPO itu apa? Ini lebih besar, perhatian untuk pemerintah. Belum lagi proses IPO di luar (negeri), lebih simpel (ringkas). Baik waktu atau biaya," paparnya.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito juga mengaku, pasar modal Indonesia butuh emiten baru agar perdagangan semakin semarak. Tercatat dari total emiten yang tercatat di BEI, hanya 20% tergolong aktif diperdagangkan atau likuid.

"Market butuh supplay baru, yang kuat. Untuk itu kita undang, emiten-emiten dari sektor favorit, perkebunan dan pertambangan," tuturnya.

Atas kebutuhan tersebut, BEI bekerja sama dengan perusahan jasa konsultan untuk melakukan pembinaan kepada perusahaan calon emiten. "Kita mulai bulan ini atau bulan depan. Start dengan itu dulu. Semacam sharing knowladge bahwa likuiditas kurang memadai, tapi fundamental baik," imbuhnya.

Indo Straits Siap IPO pada Pertengahan Tahun 2011

Eddy menambahkan, PT Indo Straits telah mengajukan dokumen IPO ke regulator.  Target listing perseroan pada pertengahan tahun 2011.

PT Indo Straits merupakan perusahaan jasa pendukung untuk aktifitas offshore. Mulai dari pengerukan, reklamasi, transportasi untuk perusahaan minyak dan gas (migas).

Indo Straits telah menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Belum diketahui rincian nilai IPO ataupun porsi saham yang akan dilepas.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads