Ramai-ramai Cari Modal Lewat Rights Issue

Ramai-ramai Cari Modal Lewat Rights Issue

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Kamis, 12 Mei 2011 12:30 WIB
Ramai-ramai Cari Modal Lewat Rights Issue
Jakarta -

Pencarian tambahan modal lewat penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue menjadi favorit emiten di awal tahun ini. Pasalnya, posisi IHSG yang tinggi sangat cocok untuk melepas saham baru dengan harga sesuai.

"Memang market sedang naik. Secara timing sangat cocok untuk cari modal lewat ekuitas, bisa IPO atau rights issue karena harga saham cenderung sedang tinggi. Bahkan kemahalan kata beberapa manajer investasi," ujar Kepala Riset PT Recapital Securities, Pardomuan Sihombing kepada detikFinance, Kamis (12/5/2011).

Dengan demikian, menurutnya, wajar saja banyak emiten yang berlomba-lomba menyerap modal lewat rights issue seperti sekarang ini. Nantinya, pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh atau saat diperlukan, emiten tersebut bisa melakukan buyback.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika nanti bursa drop, kan bisa buyback untuk treasury. Sewaktu-waktu bisa dijual lagi," tambahnya.

Ia menambahkan, tren rights issue ini juga tidak akan menyurutkan penerbitan obligasi oleh emiten-emiten yang bersangkutan. Karena penguatan modal lewat rights issue bisa juga untuk menurunkan rasio utang sehingga meningkatkan kemampuan cari utang lewat obligasi atau bank.

Dari catatan detikFinance, saat ini sudah ada sekitar delapan emiten yang siap menyerap tambahan modal dengan cara menerbitkan saham baru.

Emiten-emiten tersebut antara lain, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang berniat menerbitkan 1,53 miliar lembar saham baru di harga Rp 850-1.200 per saham. Target dananya minimal sebanyak Rp 1,3 triliun dan maksimal sebanyak Rp 1,8 triliun.

Hal serupa akan dilakukan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dengan harga penawaran di kisaran Rp 7.500-9.500 per lembar. Perseroan mengincar Rp 3,28 triliun dari aksi korporasi ini.

Sebelumnya, PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN) juga berniat rights issue di harga Rp 700 per dengan mengincar dana Rp 106,288 miliar. Perseroan menerbitkan 151,84 juta lembar saham baru.

Sementara PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) akan rights issue senilai Rp 106,916 miliar dengan harga penawaran Rp 310 per lembar.

Salah satu anak usaha PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT United Tractor Tbk (UNTR) akan melangsungkan rights issue dengan nilai total Rp 6,06 triliun. Harga penawaran sebesar Rp 15.050 per lembar.

PT Indosprings Tbk (INDS) juga akan menggelar hajatan serupa dengan target dana Rp 285 miliar. Harga penawaran dilakukan di Rp 1.520 per lembar.

Selain itu, ada dua emiten yang berniat rights issue tetapi belum mengeluarkan prospektus, yaitu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA).

Tadinya, Ancol akan menggelar aksi korporasi itu di awal tahun ini. Namun menajemen Ancol memutuskan menunda rencana tersebut sambil menunggu situasi pasar membaik.

Pada awal tahun lalu, beberapa emiten juga sudah meraup dana lewat rights issue. Salah satunya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) di bulan Februari lalu. Bank pelat merah ini meraup dana hingga sebanyak Rp 10 triliun.

Bank lain yang sudah menggelar aksi serupa adalah PT Bank Kesawan. Atas aksinya, Qatar National Bank masuk dengan membeli 69,59% saham sahamnya senilai Rp 734 miliar.

Selain itu, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) juga menggelar rights issue senilai US$ 15 juta guna ekpansi usaha, diantaranya pembangunan pabrik baru dan akuisisi perusahaan batu bara di awal tahun ini.

PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) juga sudah melakukan hal serupa pada bulan yang sama dengan menerbitkan 428,64 juta saham baru dengan target raupan dana sebesar Rp 300 miliar.

(ang/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads