PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue dengan menerbitkan 20% saham baru dari total modal disetor dan ditempatkan. Perseroan membidik investor stratagis melalui penawaran terbatas.
Demikian disampaikan Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Erwin Ciputra dalam rilis yang diterima detikFinance, Senin (16/5/2011).
Pelaksaan right issue, dikatakan Erwin, akan memperbesar porsi saham publik menjadi minimal 25%. Pernyataan pendaftaran PUT ini telah TPIA sampaikan resmi kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Jumat (13/5/2011) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selaku pembeli siaga (standby buyer), perseroan telah menunjuk PT DBS Vickers Securities Indonesia, Deutsche Bank AG, UBS AG, serta PT Morgan Stanley Asia Indonesia. Para pembeli siaga selanjutnya akan menawarkan saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut kepada investor melalui penawaran terbatas.
Penawaran saham baru kepada investor terkait pemegang saham TPIA, yakni PT Barito Pacific Tbk, Marigold Resources Pte., Ltd dan Apleton Investment Ltd hingga kini berkomitmen untuk tidak melaksanakan HMETD-nya.
Hasil penerbitan 20% saham baru, sebagian besar atau 90% dipergunakan untuk pendanaan berbagai proyek yang akan dijalankan perseroan, diantaranya peningkatan kapasitas produksi cracker, polyethylene, butadiene, butene-1 dan berbagai produk petrokimia lainnya. Sisanta sebagai pengeluaran Perseroan pada umumnya.
Β
TPIA, kini telah menuntaskan proyek debottlenecking pabrik polypropylene dengan menambah mesin baru untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 360 ribu ton per tahun menjadi 480 ribu ton per tahun. Investasi proyek debottlenecking tersebut sebesar Rp 300 miliar.
Pada Juni 2011, perseroan memulai pembangunan pabrik butadiene pertama di Indonesia dan akan rampung pada 2013. Investasi pabrik mencapai US$130 juta, dengan kapasitas produksi 100 ribu ton per tahun dan selanjutnya akan dioperasikan oleh anak perusahaan CAP, yaitu PT Petrokimia Butadiene Indonesia.
"Produksi butadiene yang merupakan bahan baku Karet Sintetis atau Styrene Butadiene Rubbet, tersebut terutama akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan selebihnya akan diekspor. Selain itu, perseroan juga akan mengembangkan produk Butene-1 yang merupakan bahan baku produksi Polyethylene jenis LLDPE di tahun 2012," tegasnya.
Peningkatkan kapasitas produksi juga terjadi cracker, dari 600 ribu ton per tahun menjadi 1 juta ton per tahun serta polyethylene dari 320 ribu ton per tahun menjadi 536 ribu ton per tahun dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun mendatang.
"Pengembangan proyek proyek tersebut membutuhkan investasi kurang lebih sebesar US$ 600juta. Diharapkan dengan dana hasil Penawaran Umum Terbatas I ini penyelesaian proyek-proyek yang telah direncanakan Perseroan akan berjalan lebih cepat," imbuhnya.
(wep/ang)











































