Paling tingginya imbali hasil reksa dana syariah, kata Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto, didasarkan atas saham-saham berbasis komoditas, infrastruktur dan konsumer yang diprediksi moncer di tahun ini.
Saham-saham pada sektor ini merupakan aset dasar (underlying) utama pada produk-produk reksa dana berbasis syariah. Akibatnya, saat saham berbasis komoditas, infrastruktur dan konsumer naik, maka nilai reksa dana syariah pun terangkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbal hasil investasi di reksa dana pasti akan naik. Namun kenaikan tertinggi adalah reksa dana saham. Abi memprediksi, return reksa dana saham 5% lebih tinggi dibanding lainnya.
"Syariah 5% di atas indeks. Return lebih tinggi didorong oleh sektor-sektor tersebut," tambahnya.
Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi reksa dana saham. Utamanya adalah edukasi akan pentingnya investasi di reksa dana saham, khususnya di daerah.
Pelaku industri dan regulator harus bahu-membahu untuk menyadarkan masyarakat akan investasi saham. Dan ini halal, karena dana masyarakat ditempatkan pada emiten non interest base.
"Syariah jadi pilihan diversifikasi. Reksa dana syariah kecil karena orang sering membandingkan antara IHSG dengan indeks syariah, dan sering lihatnya pas kalah," tuturnya.
Masyarakat juga semakin pintar dalam memilih reksa dana. Mereka memilih sesuai dengan pengeolaan keuangan masing-masing individu, tidak murni masuk dalam satu reksa dana campuran.
"Orang memiliki kecenderungan, memilih sendiri reksa dana. Kalau reksa dana campuran kan dikendalikan oleh MI. Mereka masuk satu-satu, atau geser ke sukuk yang secara alamiah bunganya lebih besar," paparnya.
(wep/ang)











































