PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menderita penurunan laba bersih 48,93% menjadi sebesar Rp 138,52 miliar di triwulan I-2011, dari sebelumnya Rp 271,28 miliar tahun lalu pada periode yang sama.
Turunnya laba bersih ini diakibatkan produksi tembaga dan emas dari anak usahanya, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), mengalami penurunan sebesar 40%.
Menurut Direktur Utama BRMS Kenneth Farrell, penurunan produksi NNT itu hanya bersifat sementara dan telah diantisipasi perseroan. Hal ini dikarenakan keterlambatan pengembangan fase 6 di wilayah tambang Batu Hijau dalam konsesi NNT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada akhir tahun 2012, produksi tembaga dan emas NNT dari fase 6 diharapkan dapat lebih besar dari rata-rata produksi di tahun 2010. Perseroan berharap bisa mengkompensasikan penurunan produksi di tahun 2011 dan 2012, melalui produksi yang lebih tinggi dari wilayah fase 6 di tahun depan.
Menurut Direktur Keuangan BRMS Yuanita Rohali, produksi awal dari asset-aset BRMS, seperti Mauritania (bijih besi) dan Dairi (seng dan timah hitam) dalam 18 bulan ke depan, akan mempercepat proses diversifikasi dari produksi BRMS dan mengurangi ketergantungan terhadap produksi dari NNT (emas dan tembaga).
"Kami juga berharap tren kenaikan harga jual tembaga dan emas dunia akan menopang kinerja keuangan yang positif oleh perusahaan di masa mendatang," kata Yuanita.
(ang/hen)











































