Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis kapitalisasi pasar modal Indonesia bisa menyalip bursa Singapura. Hal ini dibantu oleh makin banyaknya perusahaan-perusahaan besar dalam negeri yang melantai di bursa.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito, saat ini kapitalisasi pasar modal Indonesia berada di kisaran Rp 3.500 triliun, sementara Singapura telah mencapai sekitar Rp 5.000 triliun. Hal ini diyakini bisa terlampaui hanya dalam 3 tahun ke depan.
"Kita harus realistis lah, tidak bisa tahun ini. Dalam tiga tahun bisa terlampaui karena laju pertumbuhan market cap kita (pasar modal Indonesia) lebih cepat jika dibandingkan Singapura," katanya di kantornya, Sudirman CBD, Jakarta, Senin (30/5/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ini masih banyak perusahaan-perusahaan resources based yang belum masuk bursa. Nilai mereka kan cukup tinggi. Kalau banyak lagi yang bisa masuk pasti kita akan tumbuh lebih cepat," ungkapnya.
Ia juga meminta pemerintah untuk bisa mendorong lebih banyak lagi perusahaan nasional bernilai besar masuk bursa. Selain untuk mendapatkan transparansi, perusahaan yang masuk bursa juga bisa punya sumber dana yang tidak terbatas melalui berbagai aksi korporasi di bursa.
"Perusahaan jadi bisa berkembang cepat karena memiliki akses untuk mendapatkan modal yang tidak terbatas dari pasar," katanya.
"Kalau saja pemerintah bisa mewajibkan perusahaan resources based terdaftar di bursa, bersama dengan perusahaan-perusahaan di sektor lain, pasti kita akan bisa melampaui bursa Singapura dengan cepat," tambahnya.
(ang/dnl)











































