Menurut Vice President Research and Analyst PT Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere, minimal target IHSG di akhir tahun ini bisa melewati level 4.000.
"Saya kira berada di 4.200-4.500. Kalau misalnya stimulus yang di luar negeri ditunda dan tidak dilakukan sebelum kuartal empat saya khawatir tidak tercapai segitu," katanya usai acara 4th Anniversary of IDX Investor Club di FX, Jakarta, Sabtu (11/6/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau stimulus tidak dilakukan bisa tidak tercapai 4.000, tapi kalau dilakukan sebelum akhir tahun sebelum akhir kuartal tiga harusnya bisa capai 4.000 lah," imbuhnya.
Saham-saham blue chip masih menjadi penggerak IHSG dalam mencapai target tersebut, dibantu oleh saham-saham lapis dua. Selain itu, saham-saham lapis dua saat ini memang harganya masih murah.
"Banyak saham blue chip yang sudah dirasa mahal, orang switching ke second liner. Jadi second liner masih menjanjikan, jadi baik itu sektor konsensi, multifinance, asuransi, itu masih murah," ujarnya.
Ia mengatakan, naiknya pendapatan per kapita masyarakat RI juga diprediksi mendorong laju IHSG dalam mencapai target tersebut. Pemerintah pun diharapkan bisa lebih gencar melakukan sosialisasi dalam menjaring investor-investor baru.
Selama ini pasar modal dalam negeri banyak dimainkan oleh investor asing. Menurut Nico, ini bahaya. Soalnya, dengan banyaknya dana asing yang masuk, maka pasar modal kita lebih rentan akibat dikendalikan pemodal asing.
"Ini pekerjaan bagi semua stakeholder, investasi di Indonesia khususnya di ritel itu masih sangat-sangat sedikit. Berdasarkan data terakhir, account yang di Indonesia cuma 340-360 ribu, sebetulnya Indonesia yang ada 240 juta manusia, itu minimum 5% investasi di bursa," tambahnya.
Hingga penutupan perdagangan kemarin, IHSG ditutup berkurang 18,539 poin (49%) ke level 3.787,648 di tengah transaksi tipis dengan tekanan jual yang tinggi. Atas koreksi ini IHSG akhirnya tinggalkan level 3.800.
(ang/ang)











































