Akibatnya, NNT tidak bisa memberikan laporan perubahan komposisi kepemilikan saham yang baru kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sebelum dapat kejelasan dari KESDM. Rencana perseroan untuk menawarkan saham perdana ke publik pun kemungkinan tidak bisa dilakukan tahun ini.
Hal tersebut diutarakan Presiden Direktur NNT, Martiono Hadianto ketika ditemui di kantornya, kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (18/6/2011) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Katanya, proses pembayaran dan perubahan tersebut masih menunggu restu. Jika belum selesai, maka pihak NNT tidak akan bisa melanjutkan proses IPO.
"Sekarang, yang pasti dicatat terlebih dahulu adalah berapa lama waktu yang diperlukan sampai ada pengalihan saham? Kita masih tidak tahu. Kemudian, jika memang divestasi sudah selesai kita harus mengadakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), dan setelah itu baru melaksanakan persiapan ke sana (IPO)," tuturnya.
Sampai saat ini, pihak NNT sendiri masih menunggu surat lanjutan dari pihak KESDM, yang menyatakan sinyal setuju dan mengakui adanya perubahan komposisi kepemilikan saham tersebut.
"Kita masih banyak yang harus dikerjakan kalau mau IPO. Yang kritikal adalah, berapa lama pengalihan saham ini? Jadi, anda bisa tanya kalau kita sudah selesai transaksi saham. Baru setelah itu saya bisa beri gambaran yang lebih kongkrit," jelasnya.
Menurutnya untuk melakukan IPO, NNT perlu memperhatikan timing dan juga faktor yang dapat mempengaruhi harga saham yang bakal dilepas ke pasar.
Namun, jika proses divestasi ini tak kunjung kelar, maka NNT sendiri tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengarah ke IPO tersebut.
(nrs/wep)