Ubah Bisnis Inti, Eatertainment Lapor ke Bapepam

Ubah Bisnis Inti, Eatertainment Lapor ke Bapepam

- detikFinance
Rabu, 22 Jun 2011 14:47 WIB
Jakarta - Perubahan bisnis inti PT Eatertainment International Tbk (SMMT) telah ditentukan. Manajemen baru SMMT, termasuk grup Rajawali akan memaparkan rencana bisnis perseroan pada bulan Agustus mendatang.

"Saat ini rencananya sudah matang. Kami akan laporkan kepada regulator di bulan Agustus," tutur Komisaris Utama SMMT, juga Managing Director Rajawali Corporation, Darjoto Setyawan di Jakarta, Rabu (22/6/2011).

Ia menambahkan, SMMT masih membuka peluang untuk mengembangkan bisnis restoran serta pusat hiburan, selain bisnis lain yang lebuh strategis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah menjadi rahasia umum bahwa masuknya grup Rajawali ke SMMT sebagai bagian dari aksi perluasan usaha mereka di bidang perkebunan khususnya kelapa sawit.

Usai membeli dan menjadi pengendali baru SMMT, Rajawali telah melakukan pergantian direksi dan komisaris tahun lalu. Rajawali menempatkan Managing Director Rajawali untuk sektor Agrikultur, Nicolas Bernadus Tirtadinata sebagai Direktur Utama SMMT serta Managing Director Corporate Relations Mining & Resources Rajawali Group,

Sedangkan Darjoto Setyawan yang mendapat kursi Komisaris Utama SMMT. Masuknya dua pejabat andalan Rajawali menunjukkan keseriusan dalam mengubah lini bisnis SMMT ke sektor perkebunan sawit, meskipun manajemen baru masih belum mau membeberkan skema detilnya.

"Kita melihat potensi yang bisa dikembangkan, namun tidak lepas dari bisnis Rajawali saat ini, yaitu mining, plantation dan properti. Kalau direksi butuh waktu tiga bulan untuk penyesuaian, kami membutuhkan enam bulan sampai dengan akhir tahun," ucap Darjoto waktu itu.

Sebagai informasi, Rajawali telah mengakuisisi 70,85% saham SMMT melalui dua perusahaan afiliasinya, Green Palm Resources dan Mutiara Timur Pratama senilai Rp 12,739 miliar.

Selain dua perusahaan milik Rajawali tersebut, pada 13 April 2010, Eagle Capital, perusahaan yang dipimpin oleh Direktur Utama Harry Wiguna bersama dengan rekannya mantan Direktur Utama BEI Erry Firmansyah, juga telah membeli 10 juta (12,5%) saham SMMT pada harga Rp 225 per saham senilai Rp 2,250 miliar.

Pembelian dilakukan dari pemegang saham sebelumnya bernama Elsini Tirta yang merupakan pemegang saham individual.

PT Mutiara Timur Pratama, selaku pemegang saham pengendali SMMT, juga telah melakukan penawaran terbuka (tender offer) atas sisa saham sebanyak 23.295.500 lembar saham biasa di harga Rp 230 per saham, dan harga nominal Rp 125 untuk setiap saham.īģŋ

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads