IHSG pada akhir minggu lalu berada di posisi 4.106,82 atau menguat 83,47 poin (2,07%) bila dibandingkan dengan penutupan akhir minggu sebelumnya. Indeks LQ-45 juga tercatat naik 18,26 poin (2,58%).
Indeks utama lainnya pun juga kompak menguat. Dari pergerakan indeks sektoral terlihat mayoritas mengalami kenaikan, kecuali indeks keuangan. Adapun penguatan paling besar di alami oleh indeks pertambangan dan diikuti oleh indeks perkebunan dan indeks aneka industri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Senin (18/7/2011), IHSG naik tipis 9,772 poin (0,24%) ke level 4.032,974.
- Selasa (19/7/2011), IHSG menipis 9,557 poin (0,24%) ke level 4.023,417.
- Rabu (20/7/2011), IHSG menanjak 27,215 poin (0,67%) ke level 4.050,632.
- Kamis (21/7/2011), IHSG naik 17,441 poin (0,43%) ke level 4.068,073.
- Jumat (22/7/2011), IHSG menanjak 38,749 poin (0,95%) ke level 4.106,822.
"Bisa dikatakan, pergerakan IHSG selama sepekan kemarin menepis faktor negatif. Padahal bursa global saat itu sempat terkena sentimen negatif dari hasil stress test perbankan Uni Eropa yang dinilai gagal memulihkan keyakinan para investor terhadap potensi krisis utang zona Eropa dan ancaman penurunan kredit utang AS karena alotnya pembahasan tersebut," ujar Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management.
Sementara Bursa Wall Street pada akhir pekan lalu ditutup cukup variatif, hanya indeks Dow Jones yang melemah sementara Nasdaq dan S&p menguat. Pada perdagangna Jumat (22/7/2011), indeks Dow Jones melemah 43,25 poin (0,34%) ke level 12.681,16. Indeks Standard & Poor's 500 bertambah 1,22 poin (0,09%) ke level 1.345,02 dan Nasdaq naik 24,40 poin (0,86%) ke level 2.858,83.
Posisi IHSG kini masih rawan profit taking. Meski masih dinaungi sentimen positif, namun investor diprediksi akan melakukan ambil untung sehingga akan menahan laju penguatan IHSG pada Senin (25/7/2011) awal pekan ini.
"Sepekan ke depan, meski IHSG masih diliputi awan positif namun, diperkirakan juga terdapat faktor penghambatnya. Sudah overboughtnya mayoritas saham yang juga membuat IHSG berada di atas area overbought bisa memicu aksi profit taking," ujar Reza.
Bursa Jepang pagi ini juga mengalami koreksi tipis. Mengawali perdagangan Senin, indeks Nikkei-225 melemah 68,09 poin (0,67%) ke level 10.064,02.
Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:
eTrading Securities:
Perdagangan IHSG Jumat (22/7) ditutup naik 38 point (+0.95%) ke level 4,106 dengan jumlah transaksi sebanyak 17 juta lot dan nilai transaksi sebesar Rp5.2 triliun. Seluruh sektor saham pada perdagangan hari ini mengalami penguatan. Tercatat sebanyak 143 saham mengalami penguatan, 83 saham mengalami penurunan, 95 saham tidak mengalami perubahan dan 132 saham tidak diperdagangkan sama sekali.
Saham-saham yang menjadi pendorong terbesar bursa a.l. ASII, CPIN, BBCA, SMMA dan TLKM sementara yang menjadi penarik terbesar bursa hari ini a.l. GGRM, BBRI, MLBI, INCO dan BORN. Asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 510 miliar dengan saham yang paling banyak di beli adalah BBNI, BBRI, PGAS, TLKM dan ADRO.
Secara teknikal, meskipun IHSG telah berada dalam kondisi overbought tampak IHSG masih berpotensi untuk bergerak menguat kembali melihat candlestick yang membentuk Bullish Marubozu yang mengindikasikan bullish continuation. Sementara indikator stochastic membentuk golden cross meskipun telah berada di area overbought. Pada perdagangan hari ini (25/7), IHSG kami perkirakan akan bergerak pada kisaran 4068-4153 dengan kecenderungan menguat tipis, sementara itu saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. MAPI, GJTL, dan AALI.
Indosurya:
Pada perdagangan Senin (25/7) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.056-4.081 dan resistance 4.121-4.134. IHSG membentuk candle menyerupai white marubozu . Hal ini memperlihatkan kekuatan daya beli masih menguasai pasar. Upper bollinger bands sempat tersentuh. MACD masih bergerak naik meski terbatas dengan histogram positif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic masih berada di atas area overbought dan bergerak dalam rentang tipis. Meski sentimen positif banyak beredar namun, juga menyimpan potensi profit taking. Investor mewaspadai saham-saham yang sudah overbought .
(qom/qom)











































