Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 8,101 poin (0,19%) ke level 4.153,928 dan menjadi satu-satunya bursa di regional yang menguat. Krisis utang AS semakin mendekati tenggat waktu namun belum juga ada kesepakatan.
Sayangnya, penguatan ini tak bertahan lama. Setelah menanjak hingga ke posisi tertingginya di level 4.160,498, indeks langsung terkena tekanan jual dan ambruk hingga ke level 4.105,293.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tekanan jual kembali terjadi di saham-saham unggulan dan lapis dua. Saham-saham ini memang sudah naik terlalu tinggi dan cepat hanya dalam beberapa kali perdagangan saja.
Rata-rata penurunan yang diderita indeks sektoral di lantai bursa lebih dari satu persen. Hanya indeks sektor infrastruktur yang mampu menguat meski tipis.
Aksi ambil untung banyak dilakukan pemodal lokal, sementara investor asing hingga siang ini masih melakukan pembelian bersih (foreign net buy) dengan jumlah yang tipis.
Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 94.547 kali pada volume 3,547 miliar lembar saham senilai Rp 2,774 triliun. Sebanyak 62 saham naik, 189 saham turun, dan 62 saham stagnan.
Berikut kondisi bursa-burs di Asia hingga siang hari ini:
- Indeks Komposit Shanghai melemah 12,65 poin (0,47%) ke level 2.696,13. Â
- Indeks Hang Seng terkoreksi 163,73 poin (0,73%) ke level 22.407,01. Â
- Indeks Nikkei 225 turun 65,56 poin (0,66%) ke level 9.835,79. Â
- Indeks Straits Times turun tipis 7,52 poin (0,24%) ke level 3.182,33. Â
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 4.000 ke Rp 336.000, Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.500 ke Rp 70.250, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 500 ke Rp 51.000, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 350 ke Rp 51.000.
(ang/dnl)