"Jika dilihat dari sektor usahanya, kenaikan signifikan laba bersih tersebut terutama didorong oleh pendapatan dari sektor pertambangan, disusul sektor-sektor lainnya yakni industri umum, infrastruktur, kehutanan, agribisnis, minyak & gas dan lain-lain," kata Presiden Direktur INTA Petrus Halim dalam siaran pers, Jumat (29/7/2011).
Menurutnya, pesatnya pertumbuhan bisnis di sektor pertambangan tersebut, mendorong lonjakan penjualan alat berat yang meningkatkan pendapatan usaha. Penjualan alat berat INTA, merek Volvo, Bobcat, SDLG, Mahindra dan Ingersoll Rand, selama periode Januari- Juni 2011 sebanyak 737 unit atau meningkat 120% dari total penjualan alat berat semester pertama tahun lalu yang mencapai 335 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petrus menmbahkan, pertumbuhan penjualan alat berat INTA tersebut meningkatkan pendapatan usaha menjadi Rp 1,356 triliun selama semester pertama 2011 dari Rp 868,8 miliar, atau meningkat sekitar 56,1%.
"Melihat kondisi pasar dan industri yang mendukung bisnis, serta pencapaian kinerja semester I ini, kami yakin INTA akan dapat melampaui target 2011, yakni penjualan Rp 2,99 triliun dan laba bersih Rp 155,8 miliar," katanya.
(ang/dnl)