PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) mencatat laba bersih sebesar US$ 238,1 juta pada semester I-2011 (US$ 0,013 per saham), naik tipis 9% dari perolehan laba tahun lalu pada periode yang sama US$ 218,8 juta.
Seperti dikutip dari siaran pers perseroan, Senin (1/8/2011), naiknya laba bersih didorong terutama oleh meningkatnya penjualan akibat meningkatnya produksi, yang sebagian diimbangi oleh harga realisasi rata-rata yang lebih rendah.
Perseroan mencatat harga realisasi rata-rata nikel dalam matte sebesar US$ 19,895 per metrik ton selama paruh pertama 2011, dibandingkan tahun lalu US$ 20,246 per metrik ton. Pada paruh pertama 2011 total penjualan perseroan capai 19.438 metrik ton dibandingkan tahun lalu 15.689 metrik ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai akibat dari gempa dan badai petir tersebut, sambungan listrik dan beberapa fasilitas menjadi rusak dan menyebabkan penghentian produksi sementara," kata Direktur Keuangan INCO Fabio Bechara dalam siaran pers tersebut.
Menurutnya, semua prosedur telah dilakukan untuk menjamin pengoperasian kembali dengan tepat dan aman. Hal ini telah terlihat dari produksi pada triwulan II-2011.
Total harga pokok penjualan Perseroan pada triwulan II meningkat menjadi US$ 212,4 juta dari US$ 155,3 juta pada triwulan I, terutama diakibatkan oleh meningkatnya produksi dan penjualan nikel dalam matte.
Harga pokok penjualan per metrik ton pada di triwulan II naik sebesar 10% dibandingkan triwulan I, terutama disebabkan meningkatnya biaya diesel dan bahan bakar, biaya tenaga kerja dan biaya layanan dan kontrak untuk aktivitas tambahan di Pabrik Pengolahan dan fasilitas Hidroelektrik terkait dengan gempa. (ang/dnl)











































