Koreksi Masif Pasar Modal Hanya Sementara

Koreksi Masif Pasar Modal Hanya Sementara

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Sabtu, 06 Agu 2011 12:25 WIB
Koreksi Masif Pasar Modal Hanya Sementara
Jakarta - Koreksi yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin cukup parah. Namun, koreksi ini dinilai hanya sementara.

Menurut Ekonom Bank Danamon Anton Hendranata, arus modal masuk alias capital inflow masih akan masuk, baik melalui pasar modal maupun surat utang pemerintah sehingga akan menaikan nilainya meski volatilitasnya menjadi tinggi.

"Masih ada sedikit ruang di surat utang pemerintah untuk tumbuh, didorong pembelian oleh investor asing dalam jangka pendek," ujarnya dalam hasil risetnya dikutip detikFinance, Sabtu (6/8/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, menurut Anton, risiko yang harus diperhatikan oleh ekonomi Indonesia adalah memburuknya krisis utang di Eropa dan melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Ia menambahkan, seluruh data makro ekonomi dunia yang dikeluarkan bulan ini, seperti inflasi, perdagangan dalam negeri dan pertumbuhan ekonomi, tidak bisa menahan aksi jual di bursa saham global. Indeks Dow Jones di Wall Street sudah turun 4,31% sampai 4 Agustus 2011, imbasnya pun terasa ke bursa dalam negeri pada perdagangan kemarin.

"Terjadi koreksi yang cukup tajam di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan peningkatan tipis di imbal hasil surat utang pemerintah. Rupiah juga berfluktuasi dan melemah tipis sekitar 0,15%," katanya.

Kemarin, IHSG mengakhiri perdagangan dengan koreksi tajam hingga 200 poin. Kekhawatiran melambatnya ekonomi global memicu investor ambil untung dengan cepat.

Mengawali perdagangan pagi, IHSG dibuka langsung merosot tajam 134,502 poin (3,27%) ke level 3.987,584. Investor panik dan mengamankan portofolionya mengikuti pelemahan yang terjadi di bursa-bursa utama dunia karena khawatir AS akan kembali masuk ke masa resesi.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terjun bebas 212,081 poin (5,15%) ke level 3.910,005. Aksi jual masif di seluruh saham mendorong IHSG jatuh semakin dalam.

Koreksi IHSG semakin lama semakin tajam, tidak tanggung-tanggung indeks sempat mendarat di level 3.866,712, anjlok lebih dari 250 poin. Tekanan jual melanda seluruh saham yang ada di pasar modal.

Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (5/8/2011), IHSG ditutup ambles 200,443 poin (4,87%) ke level 3.921,643. Rata-rata koreksi yang diderita indeks sektoral di BEI sekitar 5%. Koreksi paling tajam diderita oleh sektor tambang sebanyak 6,18% dan sektor agro 6,14%.

Seluruh saham-saham, baik itu unggulan, lapis dua dan tiga terkena tekanan jual. Tak hanya investor lokal, investor asing pun mulai melepas portofolio sahamnya.

Dana asing yang dilarikan keluar dari bursa saham nilainya cukup tinggi. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 1,232 triliun di pasar reguler dan negosiasi.

(ang/nrs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads