Terkoreksi Tajam, Target IHSG Akhir Tahun di 4.200

Terkoreksi Tajam, Target IHSG Akhir Tahun di 4.200

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Senin, 08 Agu 2011 13:05 WIB
Terkoreksi Tajam, Target IHSG Akhir Tahun di 4.200
Jakarta -

Koreksi tajam yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua perdagangan terakhir membawanya ke posisi yang cukup landai. Diprediksi, hingga akhir 2011 IHSG akan bercokol di level 4.200.

Menurut Analis Ekuitas Kiwoom Securities Indonesia Ryan Ariadi Suwarno, untuk sementara ini IHSG masih akan berkonsolidasi di sekitar level 4.000. Pasalnya, lonjakan tinggi hingga mencetak rekor di atas 4.200 beberapa waktu lalu dinilai terlalu cepat.

"IDX (IHSG) akan konsolidasi dulu di sekitar 4.000 short term karena kemarin naik juga kecepetan. Akhir tahun indeks mungkin bisa challenge lagi level 4.200 seperti kemarin," katanya kepada detikFinance, Senin (8/8/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ryan mengatakan, ada beberapa faktor yang akan mendorong IHSG ke target akhir tahun tersebut, diantaranya, laporan kinerja keuangan emiten di triwulan III-2011, inflasi yang terkendali dan BI rate yang stabil.

"Kita lihat lagi lapkeu Q3 2011 nanti dan inflasi Agustus. Saya rasa selama inflasi masih ok, BI Rate akan stay 6,75%, ekonomi indo masih on track," ungkapnya.

Menurutnya, koreksi tajam yang terjadi di bursa saham lokal ini hanya sementara. Pasar saham dalam negeri akan segera pulih dalam waktu dekat.

Dipangkasnya rating Amerika Serikat (AS) mengakibatkan panik sesaat di para modal. Namun, yang terjadi kemudian adalah arus dana akan kembali masuk karena banyak investor melepas dolar AS.

"Short term saja, sell-off enggak masuk akal. Karena orang ke depan enggak akan mau pegang asset dalam US$," katanya.

Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, IHSG terjun bebas 195,861 poin (5,00%) ke level 3.725,782. Sementara Indeks LQ 45 anjlok 31,250 poin (4,55%) ke level 661,773.

Koreksi masif yang kembali diderita IHSG ini sudah setara dengan koreksi yang terjadi pada krisis tahun 2008 lalu jika dilihat dari persentasenya. Tekanan jual yang sangat hebat membuat indeks harus puas menjadi bulan-bulanan investor.

Seluruh indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) 'terbakar' di zona merah dengan rata-rata melemah lebih dari 5%, bahkan ada yang sampai 6% yaitu sektor properti.

Aksi ambil untung ini dilakukan investor untuk mengamankan portofolionya agar tidak ikut jatuh semakin dalam. Aksi ini dilakukan oleh investor asing dan lokal.

(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads