"Kita memang mundur sedikit dari waktu yang ditargetkan," ungkap Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin Malam(8/8/2011).
Menurutnya, proses due dilligence memang memakan waktu cukup lama. Hal tersebut terkait dengan klarifikasi jenis tower dan proses legal-nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun molor, Helmy optimistis rencana akuisisi Infratel ini bakal mendongrak revenue dan ebitda perseroan hingga 10% lebih.
Per Juni 2011 lalu, TBIG telah memiliki 5.381 tenant. Nantinya sambung Helmy dari akuisisi Infratel, akan ada tambahan sebanyak 672 tenant.
"Akuisisi ini akan increase revenue dan ebitda kita akan diatas 10 persen dan ada tambahan tenant hingga 672 tenant lagi," ucapnya.
Lebih jauh Helmy mengatakan dari sisi pendanaan untuk akuisisi perseroan telah menyisihkan dana hasil IPO kemarin. Nilai belanja modal (capex) mencapai sebesar US$ 120 juta.
"Dana itu (US$ 120 juta) termasuk untuk akuisisi dan pembangunan. Ya kurang lebih sumber dananya dari IPO sebesar Rp 1,1 triliun, sebagian kita sudah pakai atau sudah kita absorb untuk bangun towernya sendiri," pungkasnya.
(dru/ang)











































