ADB Peringatkan Aliran Dana Panas di Negara Berkembang

ADB Peringatkan Aliran Dana Panas di Negara Berkembang

Wahyu Daniel - detikFinance
Selasa, 09 Agu 2011 11:28 WIB
ADB Peringatkan Aliran Dana Panas di Negara Berkembang
Jakarta -

Negara-negara berkembang alias emerging market termasuk Indonesia diminta untuk waspada terhadap derasnya aliran dana panas yang bersifat jangka pendek. Dana ini menyerbu masuk akibat krisis di Eropa dan Amerika Serikat (AS).

"Negara-negara emerging market di Asia bakal rentan dalam menghadapi perubahan sentimen investor global. Efek dari krisis AS dan Eropa tidak hanya sekadar pergerakan portofolio investor saja, tapi negara berkembang bakal terkena imbas penurunan ekspornya," tutur Kepala Kantor ADB untuk Regional Economic Integration Iwan Azis dalam siaran pers, Selasa (9/8/2011).

Dari hasil kajian ADB, pasar keuangan global saat ini sangat bergejolak dalam beberapa bulan terakhir. Banyak masalah ekonomi yang dihadapi, seperti krisis utang di AS dan Eropa, serta gejolak politik di Timur Tengah dan Afrika Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADB menilai, emerging market di Asia belum bisa kebal dari perkembangan krisis Eropa dan AS ini. Namun secara fundamental, negara-negara emerging market sudah cukup kuat dan diharapkan bisa menahan derasnya arus dana asing yang masuk di tahun ini.

"Aliran dana asing bakal sangat besar dan bergejolak sehingga menimbulkan risiko dan tantangan bagi emerging market di Asia," kata Iwan.

Menurutnya, dana-dana asing yang sifatnya jangka pendek bakal mengguncang kebijakan moneter negara emerging market. Sistem keuangan juga berisiko terguncang akibat derasnya dana asing ini.

Dikatakan Iwan, ketakutan akan lambatnya pertumbuhan ekonomi global, dan kekhawatiran akan krisis keuangan AS dan Eropa membuat Asia makin giat menerbitkan surat utang. Sampai saat ini jumlah penerbitan surat utang dari negara-negara emerging markat di Asia sudah mencapai US$ 29,5 miliar sepanjang kuartal I-2011, naik dari periode yang sama thun lalu US$ 24,5 miliar.

Kajian ADB mengatakan, emerging market di Asia bakal tumbuh 7,9% di 2011 dan 7,8% di 2012. Akan tetapi tetap ada risiko penurunan karena otoritas moneter bakal menahan laju inflasi di tengah ketidakpastian perekonomian global, dan meningkatnya volatilitas sektor keuangan.

Ada 11 negara berkembang yang dimonitor oleh ADB yaitu China, Hong Kong, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taipei, Thailand, dan Vietnam.

(dnl/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads