"Untuk 2011 kita realistis kelihatannya sulit. Bukan berarti kita tidak senang, saya sangat eager (ingin) untuk IPO lagi, oleh karenanya mulai 2012 sudah mulai ada lagi," ujar Mustafa usai acara buka puasa bersama di kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (11/8/2011) malam.
Namun, Mustafa menyatakan ada beberapa perusahaan pelat merah yang diperkirakan akan menggelar IPO antara lain Semen Baturaja dan salah anak perusahaan PT Krakatau Steel Tbk pada 2012. Selain itu, perusahaan pelat merah yang sudah terprivatisasi namun belum sampai 40%, diharapkan untuk kembali melepas sahamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk penjamin emisi (underwriter) IPO, lanjut Mustafa, masih akan tetap menggunakan underwriter yang berada di bawah bendera BUMN dengan dalih cukup berkualitas.
"Masih. Kalau mereka itu kelihatannya dari segi itu, masih qualified (berkualitas) walaupun ada kesulitan keuangan misalnya sekarang," ujar Mustafa.
Sebagai informasi, pada saat IPO Garuda digelar, 3 sekuritas BUMN menjadi penjamin emisinya yaitu Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Bahana Securities. Ketiganya menyerap 47% atau setara dengan 3,01 miliar saham senilai Rp 1,04 triliun IPO saham Garuda.
Menurutnya, besarnya 'tanggungan' yang dilakukan penjamin emisi merupakan bagian dari konsekuensi saat IPO digelar.
"Ya ada kesulitan kan, itu biasa dalam bisnis. Ada yang berhasil ada yang tidak, itu biasa. Sebagai underwriter atau sebagai penjamin emisi," ujarnya.
Terkait dengan kondisi Bahana sendiri, Mustafa menjelaskan masih ditangani oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
"Sekarang kita minta PT PPA untuk menyehatkan Bahana. Bahana seperti kita tahu dilamar juga oleh Bank BNI. Tapi yang lebih dekat kepada kebutuhan adalah PPA. Kami beri kempatan PPA tapi belum tahu berapa yang kami harus injeksi ke situ," tandasnya.
(nia/dnl)











































