"Kinerja operasional yang sangat baik, terutama pada kuartal II 2011, serta kenaikan realisasi harga karena prospek batubara yang bagus. Kami pun berada pada jalur yang tepat untuk mencapai target produksi batubara tahun 2011 sebesar 46-48 juta ton dan EBITDA sebesar US$ 1,1-1,3 miliar." jelas Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, dalam rilis yang dipublikasikan seperti dikutip detikFinance, Selasa (16/8/2011).
Pendapatan usaha bersih perseroan memang mencatat peningkatan 35,8% menjadi US$ 1,771 miliar hingga Juni 2011, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, US$ 1,304 miliar. Beban pendapatan juga meningkat menjadi US$ 1,17 miliar, dari sebelumnya US$ 875 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thohir mencatat hingga akhir Juni tahun 2011, total aset perusahaan batu bara ini mencapai US$ 4,98 miliar naik 14,9% dari periode yang sama tahun lalu US$ 4,34 miliar. Dimana kewajiban di semester I mencapai US$ 2,75 miliar, naik 15,2% dari periode yang sama 2010, US$ 2,39 miliar.
Ia menambahkan, Adaro Energy sepanjang Januari hingga Juni 2011 merealisasikan produksi batu bara 22,81 juta ton, naik 5,5% dari periode sebelumnya 21,62 juta ton. Kenaikan lebih besar terlihat pada penjualan batu bara. Dimana hingga Juni, ADRO berhasil meningkatkan volume penjualan 10,4% dari 21,75 juta ton menjadi 24,02 juta ton.
"Harga jual rata-rata naik sebesar 23% akibat dari kenaikan harga batubara thermal. Sementara itu, biaya kas (tidak termasuk royalti) meningkat 23% menjadi US$ 40 per ton karena kenaikan pada nisbah kupas yang direncanakan, jarak angkut lapisan penutup yang lebih jauh, dan kenaikan biaya bahan bakar. Namun, EBITDA pun melonjak 37% hingga mencapai rekor tertinggi AS$626 juta dan kami dapat mempertahankan marjin EBITDA sebesar 35%," tuturnya.
"Kenaikan laba bersih juga ditopang oleh keuntungan selisih kurs sebesar US$ 13,2 juta dan tidak adanya amortisasi goodwill dibandingkan periode yang sama tahun lalu, US$ 26,6 juta," tegasnya.
(wep/ang)











































