Demikian disampaikan Director Corporate Communication Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA), Danny Kojongian ketika jumpa wartawan di Pejaten Vilagge Mal, Jakarta, Kamis (18/8/2011) malam.
"Tahun ini kita buka 19-20 toko baru, semua proyeknya lagi berjalan. Mudah-mudahan sampai akhir tahun kita bisa buka semua. Sampai sekarang yang sudah dibuka baru empat dari Januari sampai akhir Juli," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini kita masih fokus 65% di Pulau Jawa. Mungkin minggu depan setelah lebaran akan buka di Gresik," ujarnya.
Pembukaan gerai baru nantinya, kata Danny, akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang berada di dalam mal dan yang berdiri sendiri atau menyewa tempat. Untuk gerai yang berdiri sendiri, Danny menyebutkan, membutuhkan dana sekitar Rp40-Rp50 miliar.
"Satu gerai Hypermart itu butuh Rp 20-Rp25 miliar, kalau ditambah dengan inventori hari pertama tambah Rp20 miliar, itu nilai investasinya dengan catatan itu sewa. Tapi ke depan kita akan kombinasikan yang di dalam mal dan yang sewa, ya mungkin separuh-separuh," imbuhnya.
Danny berjanji, gerai yang akan dibuka nanti akan diisi oleh sekitar 70% tenaga kerja yang berasal dari lingkungan tempat dibukanya gerai tersebut. Sisanya adalah pegawai yang sudah berpengalaman yang dipindahkan dari gerai yang sudah ada.
"Tenaga kerja lokalnya 70%, sisanya adalah yang mutasi dari yang sudah eksis dan yang lebih berpengalaman," janjinya.
Danny menjelaskan, alasan pihaknya terus menggenjot ekspansi pembukaan gerai baru Hypermart karena sumbangan pemasukan terbesar PT MMPA berasal dari ritel modern yang satu ini. Menurutnya, sekitar 90% pemasukan PT MPPA didapat dari penjualan produk di Hypermart.
"Unit kita yang paling besar adalah Hypermart. Kontribusi penjualan terhadap MPPA adalah 90% dan sisanya disumbangkan oleh bisnis yang lebih kecil, kaya Foodmart, boston kemudian anak perusahaan paling kita tahu adalah Timezone, Times Book Store, dan Resto service," ujarnya.
Gerai di Papua
Untuk tahun 2012, MPPA berencana membuka gerai di Papua. Namun diakui, pembukaan cabang di Papua terkendala oleh masih sulitnya distribusi pasokan barang ke tempat tersebut. Selain itu, juga dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk menyalurkan barang ke sana.
"Untuk masuk ke Papua distribusi barangnya susah dan mahal. Distribusi barangnya dari Makasar dan Surabaya," ujarnya.
Danny mengatakan, pihaknya akan mengekspansi seluruh wilayah Indonesia dan belum ada rencana untuk mencoba peruntungan di luar tanah air. "Wong pasar Indonesia masih besar kok," imbuhnya.
(ade/qom)